
Masalah Transfer Teknologi, Uni Eropa Seret China ke WTO
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
20 December 2018 21:31

Brussels, CNBC Indonesia - Uni Eropa (UE) kembali mengambil tindakan terhadap China melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dilansir Reuters, Kamis (20/12/18), UE menyatakan keberatan atas pemaksaan transfer teknologi di berbagai bidang yang berlaku di China.
Komisi Eropa, badan yang mengawasi kebijakan perdagangan di UE dan beranggotakan 28 orang, fokus kepada UU China yang mengatur persetujuan investasi untuk kendaraan listrik dan bioteknologi serta persetujuan dari usaha bersama lintas sektor.
Komisi mengatakan, ketetapan dalam UU Cina yang memberlakukan persyaratan pada perusahaan asing yang beroperasi di Cina, bertentangan dengan komitmen Negeri Tirai Bambu di dalam WTO. "Perusahaan asing juga diminta untuk melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan di Cina," tulis UE.
China telah membantah menyatakan transfer semacam itu bersifat sukarela dan tidak dipaksakan. Apalagi banyak perusahaan asing mendapatkan manfaat dari kinerja teknologi baru yang dihasilkan oleh pusat penelitian dan pengembangan (R&D) di Cina.
Pada Juni, UE juga menentang kebijakan transfer teknologi oleh Cina. Kebijakan itu menargetkan ketentuan khusus di bawah peraturan Cina tentang impor dan ekspor teknologi.
UE menyatakan hal itu bertentangan dengan aturan WTO untuk memperlakukan perusahaan-perusahaan nasional dan asing secara sama. Hal itu juga terlalu membatasi hak-hak perusahaan UE, misalnya terkait dengan paten.
(miq/miq) Next Article Digugat Eropa Soal Nikel di WTO, RI Sudah Ancang-Ancang
Komisi Eropa, badan yang mengawasi kebijakan perdagangan di UE dan beranggotakan 28 orang, fokus kepada UU China yang mengatur persetujuan investasi untuk kendaraan listrik dan bioteknologi serta persetujuan dari usaha bersama lintas sektor.
Komisi mengatakan, ketetapan dalam UU Cina yang memberlakukan persyaratan pada perusahaan asing yang beroperasi di Cina, bertentangan dengan komitmen Negeri Tirai Bambu di dalam WTO. "Perusahaan asing juga diminta untuk melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan di Cina," tulis UE.
China telah membantah menyatakan transfer semacam itu bersifat sukarela dan tidak dipaksakan. Apalagi banyak perusahaan asing mendapatkan manfaat dari kinerja teknologi baru yang dihasilkan oleh pusat penelitian dan pengembangan (R&D) di Cina.
Pada Juni, UE juga menentang kebijakan transfer teknologi oleh Cina. Kebijakan itu menargetkan ketentuan khusus di bawah peraturan Cina tentang impor dan ekspor teknologi.
UE menyatakan hal itu bertentangan dengan aturan WTO untuk memperlakukan perusahaan-perusahaan nasional dan asing secara sama. Hal itu juga terlalu membatasi hak-hak perusahaan UE, misalnya terkait dengan paten.
Tantangan WTO pertama-tama akan menghasilkan konsultasi antara para pihak. Jika tidak ada solusi yang ditemukan dalam kurun waktu 60 hari, UE dapat meminta WTO untuk membentuk panel untuk memutuskan masalah tersebut.
(miq/miq) Next Article Digugat Eropa Soal Nikel di WTO, RI Sudah Ancang-Ancang
Most Popular