AS-China Bentrok Lagi di WTO, Perang Dagang Memanas Lagi?

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
19 December 2018 19:38
Perselisihan masih mewarnai AS-China, termasuk di WTO.
Foto: Seorang anggota staf berjalan melewati bendera AS dan China yang ditempatkan untuk konferensi pers bersama oleh A.S. REUTERS/Jason Lee/File Photo
Jenewa, CNBC Indonesia - Kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dalam KTT G20 di Argentina, akhir pekan lalu, tak serta merta mengakhiri tensi kedua negara. Perselisihan masih mewarnai AS-China, termasuk di WTO.

Pada Rabu (19/12/2018), Reuters melaporkan kedua negara bentrok lagi dalam sebuah sesi sidang WTO. AS-China saling menuduh satu sama lain merusak sistem perdagangan multilateral. Hal itu disimpulkan dari pidato petinggi AS dan China dalam pembicaraan tertutup yang diketahui Reuters.



Duta Besar AS untuk WTO Dennis Shea menuduh China berusaha untuk mentah-mentah mencuri teknologi dalam industri strategis. Tidak hanya itu, AS juga tidak terima karena Negeri Tirai Bambu kemudian membanjiri pasar AS dengan produk hasil pencurian teknologi. "Ini tidak dapat diterima," ujarnya.

DI sisi lain, utusan China menilai tindakan nekat pemerintahan Presiden AS Donald Trump merupakan akar dari perseteruan kedua negara. Akan tetapi, China berharap tindak lanjut dari pertemuan Trump dan Xi Jinping dapat membuat kedua negara bergerak ke arah yang sama.

"Dengan saling menghormati untuk berkontribusi pada stabilitas ekonomi dan perdagangan dunia," tulis perwakilan China dilansir Reuters.

AS-China Bentrok Lagi di WTO, Perang Dagang Memanas Lagi? Foto: REUTERS/Denis Balibouse


Sebelumnya, Shea menuding "praktik persaingan tidak adil" China telah merugikan perusahaan dan pekerja asing. Caranya adalah dengan melanggar peraturan dari WTO.

Ia menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang sistem penyelesaian perselisihan WTO yang "tersesat jauh dari sistem yang disetujui oleh anggota". Ia pun mengatakan Badan Banding WTO telah melampaui batas dalam beberapa interpretasi hukum.

"Ekonomi AS adalah salah satu perekonomian paling terbuka dan kompetitif di dunia dengan tarif terendah secara global," kata Shea dilansir The Straits Times seperti dikutip Senin (17/12/2018).

[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article China Minta Izin WTO untuk Kenakan Sanksi ke AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular