Ini Rincian Utang RI untuk Akuisisi 51% Saham Freeport
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
20 December 2018 15:58

Jakarta, CNBC Indonesia- Proses divestasi saham PT Freeport Indonesia (PTFI) menjadi 51% milik negara sudah hampir rampung. Usaha panjang untuk mengambil alih tambang raksasa Grasberg kini sudah mendekati ujung.
Memang tidak mudah dan butuh modal yang tidak cuma-cuma dalam mengambil alih saham PTFI menjadi milik negara. Tercatat, biaya akuisisi saham Freeport ini mencapai US$ 3,85 miliar atau Rp 55,8 triliun (pada kurs Rp 14.500) dan merupakan akuisisi terbesar yang pernah dilakukan perusahaan negara selama Indonesia berdiri dan merupakan akusisi terbesar ke-6 di Asia Tenggara dalam 10 tahun terakhir.
[Gambas:Video CNBC]
Syahdan, untuk membiayai akuisisi ini, holding BUMN tambang PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) pun telah menerbitkan obligasi valuta asing (global bond) senilai US$ 4 miliar, yang nantinya sebesar US$ 3,85 miliar digunakan untuk pembayaran saham dan sisa US$ 150 juta untuk refinancing. Ini bukan hanya obligasi valas pertama Inalum, tetapi juga yang terbesar yang pernah diterbitkan oleh BUMN.
Obligasi global Inalum terdiri dari empat masa jatuh tempo dengan tingkat kupon rata-rata sebesar 5,991%. Adapun, begini rincian utang Inalum untuk akuisisi saham Freeport:
1. US$ 1 miliar dengan kupon sebesar 5,230% dan tenor hingga 2021
2. US$ 1,25 miliar dengan kupon sebesar 5,710% dan tenor hingga 2023
3. US$ 1 miliar dengan kupon sebesar 6,530% dan tenor hingga 2028
4. US$ 750 juta dengan kupon sebesar 6,757% dan tenor hingga 2048
Inalum telah menunjuk BNP Paribas dari Perancis, Citigroup dari Amerika Serikat dan MUFG dari Jepang menjadi koordinator underwriter dalam penerbitan obligasi ini serta CIMB dan Maybank dari Malaysia, SMBC Nikko dari Jepang dan Standard Chartered Bank dari Inggris sebagai mitra underwriter.
Untuk penerbitan obligasi global ini, Inalum mendapatkan rating Baa2 dari Moody's dan BBB- dari Fitch. Bond ini telah terdaftar di Singapore Exchange Securities. Perusahaan meilai, penerbitan obligasi ini lebih kompetitif dan stabil dibanding dengan pinjaman dari sindikasi perbankan asing dengan tingkat risiko suku bunga yang dapat melonjak di saat ketidakpastian ekonomi global.
(gus) Next Article Terungkap, Ini 3 Program Inalum Usai Sukses Rebut Freeport
Memang tidak mudah dan butuh modal yang tidak cuma-cuma dalam mengambil alih saham PTFI menjadi milik negara. Tercatat, biaya akuisisi saham Freeport ini mencapai US$ 3,85 miliar atau Rp 55,8 triliun (pada kurs Rp 14.500) dan merupakan akuisisi terbesar yang pernah dilakukan perusahaan negara selama Indonesia berdiri dan merupakan akusisi terbesar ke-6 di Asia Tenggara dalam 10 tahun terakhir.
[Gambas:Video CNBC]
Obligasi global Inalum terdiri dari empat masa jatuh tempo dengan tingkat kupon rata-rata sebesar 5,991%. Adapun, begini rincian utang Inalum untuk akuisisi saham Freeport:
1. US$ 1 miliar dengan kupon sebesar 5,230% dan tenor hingga 2021
2. US$ 1,25 miliar dengan kupon sebesar 5,710% dan tenor hingga 2023
3. US$ 1 miliar dengan kupon sebesar 6,530% dan tenor hingga 2028
4. US$ 750 juta dengan kupon sebesar 6,757% dan tenor hingga 2048
Inalum telah menunjuk BNP Paribas dari Perancis, Citigroup dari Amerika Serikat dan MUFG dari Jepang menjadi koordinator underwriter dalam penerbitan obligasi ini serta CIMB dan Maybank dari Malaysia, SMBC Nikko dari Jepang dan Standard Chartered Bank dari Inggris sebagai mitra underwriter.
Untuk penerbitan obligasi global ini, Inalum mendapatkan rating Baa2 dari Moody's dan BBB- dari Fitch. Bond ini telah terdaftar di Singapore Exchange Securities. Perusahaan meilai, penerbitan obligasi ini lebih kompetitif dan stabil dibanding dengan pinjaman dari sindikasi perbankan asing dengan tingkat risiko suku bunga yang dapat melonjak di saat ketidakpastian ekonomi global.
(gus) Next Article Terungkap, Ini 3 Program Inalum Usai Sukses Rebut Freeport
Most Popular