
Soal CPO, Mendag Minta RI dan Uni Eropa Hindari Perang Dagang
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
17 December 2018 15:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengingatkan agar Uni Eropa tidak melarang penggunaan biodiesel berbasis minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Jika Uni Eropa melakukan hal itu, maka Indonesia juga bisa menerapkan kebijakan yang sama yakni melarang penggunaan berbagai produk asal Benua Biru itu.
"Kalau mereka katakan akan phase out atas produk CPO pada 2030, saya juga akan phase out produk mereka," ujarnya ketika diwawancarai CNBC Indonesia TV, Senin (17/12/2018).
Namun, dia menegaskan Indonesia tidak berharap itu terjadi karena sama saja dengan memunculkan perang dagang yang baru.
"Tapi, ini adalah sesuatu yang kita tidak sukai. Ini adalah trade war. Di mana-mana Anda [Uni Eropa] katakan tidak mau trade war. Kita juga tidak mau."
Dia meminta Indonesia dan Uni Eropa dapat duduk satu meja untuk melakukan negosiasi mengenai isu ini.
"Kalau mereka katakan ada tekanan dari parlemen, saya juga katakan ada tekanan. Lebih baik kita negosiasi," ujar Mendag.
Mendag juga mengatakan selama ini melakukan lobi-lobi mengenai hal ini, didukung penuh oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di negara-negara Eropa.
Seperti diketahui, pada awalnya biodiesel berbasis CPO akan dilarang Uni Eropa mulai 2021 namun keputusan direvisi menjadi masih bisa dikonsumsi minimal hingga 2030.
Isu lingkungan atau deforestasi menjadi alasan utama pelarangan biodiesel berbasis CPO ini. Namun, Enggar mengatakan produk olahan susu dan daging juga berdampak pada kerusakan lahan.
"Dairy product, susu, daging, memakan lahan yang besar. Kalau itu hentikan, tidak mungkin lagi mereka ada peternakan sapi, dan sebagainya. Apakah itu fair."
Indonesia merupakan produsen CPO terbesar di dunia, diikuti oleh Malaysia.
(ray/dru) Next Article Mendag: Negara Maju Masih Lakukan Kampanye Negatif ke CPO
Jika Uni Eropa melakukan hal itu, maka Indonesia juga bisa menerapkan kebijakan yang sama yakni melarang penggunaan berbagai produk asal Benua Biru itu.
"Kalau mereka katakan akan phase out atas produk CPO pada 2030, saya juga akan phase out produk mereka," ujarnya ketika diwawancarai CNBC Indonesia TV, Senin (17/12/2018).
![]() |
"Tapi, ini adalah sesuatu yang kita tidak sukai. Ini adalah trade war. Di mana-mana Anda [Uni Eropa] katakan tidak mau trade war. Kita juga tidak mau."
Dia meminta Indonesia dan Uni Eropa dapat duduk satu meja untuk melakukan negosiasi mengenai isu ini.
"Kalau mereka katakan ada tekanan dari parlemen, saya juga katakan ada tekanan. Lebih baik kita negosiasi," ujar Mendag.
Mendag juga mengatakan selama ini melakukan lobi-lobi mengenai hal ini, didukung penuh oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di negara-negara Eropa.
Seperti diketahui, pada awalnya biodiesel berbasis CPO akan dilarang Uni Eropa mulai 2021 namun keputusan direvisi menjadi masih bisa dikonsumsi minimal hingga 2030.
Isu lingkungan atau deforestasi menjadi alasan utama pelarangan biodiesel berbasis CPO ini. Namun, Enggar mengatakan produk olahan susu dan daging juga berdampak pada kerusakan lahan.
"Dairy product, susu, daging, memakan lahan yang besar. Kalau itu hentikan, tidak mungkin lagi mereka ada peternakan sapi, dan sebagainya. Apakah itu fair."
Indonesia merupakan produsen CPO terbesar di dunia, diikuti oleh Malaysia.
(ray/dru) Next Article Mendag: Negara Maju Masih Lakukan Kampanye Negatif ke CPO
Most Popular