Ini Strategi Supaya Ekspor CPO RI ke India Naik Rp 2 T

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
14 December 2018 17:52
Apabila ditotalkan, adanya FTA dengan India mampu menaikkan ekspor RI untuk komoditas minyak sawit dan produknya hingga nyaris Rp 2 Triliun.
Foto: Ilustrasi Kelapa Sawit (CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara)
Jakarta, CNBC IndonesiaDaya saing bea masuk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) asal Indonesia diperkirakan akan kalah dari Malaysia di pasar India. Padahal, India merupakan pengimpor CPO terbesar di dunia.

Pasalnya, mulai awal tahun depan, CPO asal Malaysia mendapat bea masuk lebih rendah 4% dari India, dibandingkan dengan CPO asal RI.

Per 1 Januari 2019, tarif bea masuk CPO India untuk Malaysia turun dari 44% menjadi 40%, sesuai dengan preferensi India and Malaysia Comprehensive Economic Cooperation Agreement (IM CECA).

Dengan kerangka kesepakatan yang sama, tarif bea masuk Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) India untuk Malaysia turun dari 54% menjadi 45%.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengungkapkan pihaknya belum mengetahui apakah pemerintah RI berhasil melobi India mengenai isu ini.

Joko juga mengakui bahwa Indonesia perlu mendorong adanya perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) secara bilateral dengan India, khususnya perihal bea masuk impor CPO.

"Kita sih masih sama saja. Malaysia kan karena FTA. Selama kita belum ada FTA kita sih tetap saja belum dapat privilege," kata Joko usai seminar di Grand Melia, Rabu (12/12/2018).


Joko mengaku tidak tahu kelanjutan lobi yang dilakukan pemerintah, termasuk apakah pemerintah menegosiasikan adanya FTA dengan India. Menurut Joko, lobi yang dilakukan pemerintah saat ini masih berupa surat permintaan (appeal) agar India meninjau kembali besaran bea masuknya.

Meski demikian, berdasarkan pernyataan dari Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan (BPPP Kemendag) Kasan Muhri, RI bisa mendapatkan keringanan yang sama dengan skema IM CECA melalui skema Asean-India Free Trade Agreement (AIFTA).

"Berdasarkan skema AIFTA, tarif bea masuk CPO India untuk Indonesia dapat turun dari 44% ke 40%, angka yang sama dengan IM CECA," tulis Kasan dalam pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia. Walaupun begitu, Kasan tidak memberikan detail kapan keringanan tersebut bisa berlaku.


Hal senada juga disampaikan untuk produk minyak kelapa sawit, bahkan dengan tanggal berlaku yang cukup jelas. Mengutip pernyataan Kasan, tarif bea masuk RBDPO India untuk Indonesia dapat turun dari 54% menjadi 50% per 1 Januari 2019, sesuai AIFTA.

Kemudian, per tanggal 31 Desember 2019, tarifnya bisa turun lagi ke 45% sehingga menyamai bea masuk RBDPO India untuk untuk Malaysia yang disepakati dalam IM CECA.

Lantas Seperapa Besar Keuntungan yang Bisa Didapatkan RI dari FTA dengan India?

Dalam risetnya, BPPP-Kemendag  membuat analisis singkat dengan metode regresi sederhana terkait pengaruh perubahan tarif bea masuk India terhadap performa ekspor minyak kelapa sawit RI.

Berdasarkan kajian tersebut, perubahan bea masuk India berdampak signifikan terhadap volume impor CPO dari Indonesia. Setiap kenaikan tarif 1% di India akan menurunkan volume impor dari Indonesia sebesar 3.958,7 Ton. Begitupun sebaliknya, jika tarif turun 1% akan menaikkan ekspor sebanyak 3.958,7 Ton.

Dengan demikian penurunan tarif dari 44% menjadi 40%, akan menyebabkan kenaikan volume ekspor sebesar 190,02 ribu ton, atau kenaikan nilai ekspor sebesar US$ 135 juta (Rp 1,97 Triliun).

Senada dengan itu, kenaikan tarif impor RBD PO India juga berdampak signifikan terhadap volume ekspor RBD PO Indonesia ke India. Setiap kenaikan tarif 1% di India akan menurunkan volume ekspor RBD PO Indonesia ke India sebesar 2.010 ton. Begitupun sebaliknya, jika tarif turun 1% akan menaikkan ekspor sebanyak 2.010 Ton.

Sehingga, penurunan tarif dari 54% menjadi 50% pada 2019 memberi dampak kenaikan volume ekspor RBD PO Indonesia sebesar 96,5 ribu ton, atau kenaikan nilai ekspor hingga US$ 69,76 juta (Rp 1,02 Triliun).

Apabila ditotalkan, adanya FTA dengan India mampu menaikkan ekspor RI untuk komoditas minyak sawit dan produknya hingga nyaris Rp 2 Triliun.

(TIM RISET CNBC INDONESIA)
(RHG/ray) Next Article CPO Indonesia VS Uni Eropa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular