
Pertamina Anggarkan Belanja Modal US$ 5,5 Miliar di 2019
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
28 November 2018 12:48

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Pertamina (Persero) menganggarkan belanja modal kurang lebih sebesar US$ 5,5 miliar untuk modal kerja perusahaan di tahun depan.
Direktur Keuangan Pertamina Pahala Mansury menuturkan, belanja modal tersebut rencananya 50% akan digunakan untuk modal kerja di sektor hulu, dan 25% di sektor hilir.
[Gambas:Video CNBC]
"Kemudian termasuk ekspansi refinery dan 25% untuk pengembangan infrastruktur logistik," tutur Pahala kepada media saat dijumpai dalam gelaran Pertamina Energy Forum 2018, Jakarta, Rabu (28/11/2018).
Adapun, belanja modal tahun depan mengalami peningkatan dibanding belanja modal tahun ini, yang awalnya dianggarkan sebesar US$ 5,59 miliar, tetapi direvisi menjadi US$ 4 miliar. Fluktuasi harga minyak dan nilai tukar Rupiah menjadi salah satu penyebab revisi ini.
Sedangkan, sampai akhir tahun, Pahala menuturkan, realisasi penyerapan belanja modal sampai akhir tahun diperkirakan sebesar US$ 3,5 miliar-US$ 4 miliar, bahkan bisa di bawah target.
Terkait dengan laporan keuangan perusahaan, Pahala menyebutkan, ada kemungkinan perusahaan akan mempublikasikannya di akhir tahun atau pada Desember 2018.
"Sebenarnya, Pertamina kan bukan public company ya, buat kami memang tidak ada kewajiban untuk publikasi laporan keuangan kami. Jadi, nanti kemungkinan besar akan kami publikasikan laporan keuangan akhir tahun, desember. Akhir tahun ini saja yang akan kami publikasi," ungkap Pahala.
Pahala mengakui turunnya harga minyak dunia memberi efek positif terhadap kinerja keuangan BUMN migas ini sampai akhir tahun.
"Kalau kita lihat, sekarang ini perkembangan harga minyak berbalik ya, Brent dan WTI sudah turun, danini tentu akan memengaruhi kinerja Pertamina sampai akhir tahun nanti," pungkas Pahala.
(gus) Next Article SKK Migas Sindir Kecepatan dan Keberanian Investasi Pertamina
Direktur Keuangan Pertamina Pahala Mansury menuturkan, belanja modal tersebut rencananya 50% akan digunakan untuk modal kerja di sektor hulu, dan 25% di sektor hilir.
[Gambas:Video CNBC]
Adapun, belanja modal tahun depan mengalami peningkatan dibanding belanja modal tahun ini, yang awalnya dianggarkan sebesar US$ 5,59 miliar, tetapi direvisi menjadi US$ 4 miliar. Fluktuasi harga minyak dan nilai tukar Rupiah menjadi salah satu penyebab revisi ini.
Sedangkan, sampai akhir tahun, Pahala menuturkan, realisasi penyerapan belanja modal sampai akhir tahun diperkirakan sebesar US$ 3,5 miliar-US$ 4 miliar, bahkan bisa di bawah target.
Terkait dengan laporan keuangan perusahaan, Pahala menyebutkan, ada kemungkinan perusahaan akan mempublikasikannya di akhir tahun atau pada Desember 2018.
"Sebenarnya, Pertamina kan bukan public company ya, buat kami memang tidak ada kewajiban untuk publikasi laporan keuangan kami. Jadi, nanti kemungkinan besar akan kami publikasikan laporan keuangan akhir tahun, desember. Akhir tahun ini saja yang akan kami publikasi," ungkap Pahala.
Pahala mengakui turunnya harga minyak dunia memberi efek positif terhadap kinerja keuangan BUMN migas ini sampai akhir tahun.
"Kalau kita lihat, sekarang ini perkembangan harga minyak berbalik ya, Brent dan WTI sudah turun, danini tentu akan memengaruhi kinerja Pertamina sampai akhir tahun nanti," pungkas Pahala.
(gus) Next Article SKK Migas Sindir Kecepatan dan Keberanian Investasi Pertamina
Most Popular