Massa Manik Sebut Menteri Rini Terlalu Intervensi Pertamina

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
22 November 2018 16:43
Mantan Bos Pertamina ini sebut Menteri Rini terlalu banyak intervensi BUMN Migas
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia- Mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik menyoroti kinerja BUMN, utamanya BUMN migas yang dinilai banyak pencitraan.  Elia pun blak-blakan menceritakan pengalamannya menjabat sebagai Pertamina 1 meski hanya 13 bulan saja.

"Banyak pencitraan nih. Dikatakan aset nomor satu Bank Mandiri, tapi value paling tinggi BCA. Sudahlah tidak perlu banyak pencitraan tapi jujur saja biar cepat kerjanya," ujar Elia saat menyampaikan paparannya di hadapan alumni ITB, di Jakarta, Kamis (22/11/2018).

[Gambas:Video CNBC]



Selain banyak pencitraan, menurutnya, Pertamina juga terlalu banyak mendapat intervensi dari Menteri BUMN Rini Soemarno, seperti penempatan direksi. Dia bercerita, saat masuk di Pertamina, ada delapan direksi di bawahnya, dan ia ingin itu dipangkas menjadi lima orang saja, tapi Menteri Rini malah mau menambahnya jadi 11 direksi.

"Saya kira ada tiga hal (untuk bangun BUMN) yaitu knowledge, speed, dan nyali. Nyali itu perlu, supaya jangan sama menteri 'iya' terus. Waktu saya di PTPN, direksinya ada 5 (saya pangkas) jadi 3 direksi. Kenapa ini Pertamina direksi 8, (mau saya pangkas) jadi 5, sekarang jadi 11? Tidak setuju saya dengan menteri. Fundamental harus diperjuangkan," katanya.

Tidak hanya itu, ia juga menyebutkan, ketika menjadi Dirut Pertamina, dia mengalami beberapa hal yang menurutnya tidak perlu dilakukan dan buang-buang waktu. Ia menyebutkan, misalnya, selama 13 bulan menjadi Dirut Pertamina, dirinya harus melakukan Rapat Dengar Pendapat  (RDP) dengan DPR sebanyak 37 kali, sangat berbeda ketika di sektor swasta, dirinya hanya tiga kali RDP dalam setahun.

Dengan rapat berpuluh-puluh kali itu, ia menilai hal itu menyita waktu kerjanya sebagai Dirut Pertamina. Padahal, jika mau rapat, cukup diwakili dengan kementerian terkait seperti Kementerian BUMN atau Kementerian ESDM.

Kendati demikian, Elia berpendapat, perbaikan di tubuh Pertamina bukan hal yang tidak bisa dilakukan. Hanya saja, untuk memperbaikinya, hal utama yang mesti dibenahi adalah memperbaiki kualitas orang-orang di dalamnya. 

"Bisa diperbaiki. Baru ketiga itu aturan. Banyak yang bisa dilakukan terobosan asal banyak (orang) warasnya. Perlu bantuan politik," pungkas Elia.
(gus) Next Article Temui Pendemo, Rini: Tak Mungkin Saya Jerumuskan Pertamina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular