SKK Migas Beberkan Sebab Jebloknya Produksi Gas Pertamina

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
21 November 2018 10:20
SKK Migas paparkan sebab anjloknya produksi gas Pertamina
Foto: skkmigas.go.id
Jakarta, CNBC Indonesia- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) mencatat performa produksi gas PT Pertamina (Persero) yang melempem. 

Berdasarkan data SKK Migas yang diterima CNBC Indonesia, menunjukkan, lapangan-lapangan yang biasanya memproduksi besar, mengalami penurunan. Misalnya, produksi gas blok Mahakam yang sebelumnya bisa mencapai di atas 1.000 mmscfd, setelah dikelola Pertamina sejak awal tahun ini terus merosot. 



SKK Migas Beberkan Sebab Jebloknya Produksi Gas PertaminaFoto: INFOGRAFIS/Realisasi Produksi GAS RI/Aristya Rahadian Krisabella


Per 17 November 2018, produksi gas di blok Mahakam oleh Pertamina Hulu Mahakam (PHM) hanya 851 mmscfd atau 76,7% dari target. 

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan produksi gas turun.

Misalnya, untuk PHM, penurunan terjadi karena penjadwalan ulang until pemboran terkait kesiapan Rig. "Kendala di peralatan kompresor karena tekanan rendah dari lapangan. Namun hal ini sedang diatas," ujar Wisnu kepada CNBC Indonesia saat dihubungi, Rabu (21/11/2018).

Begitu juga dengan produksi gas oleh anak usaha Pertamina lainnya seperti Pertamina EP, Pertamina Hulu Sanga-Sanga, WMO, dan ONWJ. Untuk PHE ONWJ juga sangat lesu produksinya, yakni hanya mencapai 63% target atau hanya 85,2 mmscfd. 



Performa PHE ONWJ ini juga menjadi catatan tersendiri di produksi minyaknya. Dari target produksi 33 ribu barel per hari, rata-rata produksi hingga saat ini hanya 29.521 barel per hari atau 89,46% dari target.

Penurunan juga terlihat untuk produksi Pertamina EP, yang rata-ratanya hanya mencapai 78 ribu barel per hari, masih 91,57% dari target 85 ribu barel per hari. 

Terkait hal ini, Wisnu menyebutkan, untuk produksi gas PEP, ada beberapa kegiatan pengembang mundur serta hasil dari pemboran yang tidak sesuai ekspektasi awal. Tetapi, lanjutnya, produksi PEP secara keseluruhan, cenderung stabil, dari 259 ribu BOEPD di 2017 ke 261 ribu BOEPD dari Januari-Oktober 2018.

"Sedangkan, penurunan produksi di ONWJ, terjadi karena ditundanya beberapa kegiatan pemboran, karena harus evaluasi subsurface, terkait mitigasi risiko," pungkas Wisnu.


(gus/gus) Next Article SKK Pesimistis, Pertamina Malah Pede 1 Juta Barel di 2026

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular