
Pernyataan Lengkap Massa Manik Soal Menteri Rini & Pertamina
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
22 November 2018 18:13

Jakarta, CNBC Indonesia- Mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik buka-bukaan soal kondisi Pertamina sewaktu ia menjabat di kursi tertinggi perusahaan tersebut.
Dalam acara seminar "Legacy Talk" yang digelar oleh alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) di Soehana Hall the Energy Building, Elia Massa Manik pun mengungkap apa saja yang terjadi di tubuh Pertamina dan apa yang perlu diperbaiki ke depannya agar jadi BUMN yang bisa diandalkan.
[Gambas:Video CNBC]
Berikut adalah pernyataan lengkapnya.
"BUMN senangnya masuk Fortune 500, Pertamina masuk kemudian diblow up seolah-olah bagus. Padahal tidak bisa dibandingkan Pertamina dengan BUMN lain, fundamental industri beda. ...
Fundamental industrinya. Kondisi hilir, mohon maaf di Pertamina mazhabnya beda. Kalau kita jujur, urus hilir tidak perlu orang minyak. Sama seperti distribusi barang ini ke pelosok, antar ini barang. Mazhabnya logistik dan consumer good, udah persaingan fully branded.
Pertamina itu bandingkan dengan Petronas, ini saya dibully. Petronas mulai tahun lalu profit US$ 10 miliar. Sementara Pertamina cuma US$ 3 miliar, karena ada subsidi di sektor hilir. Bangsa ini tinggal 750 ribu barel per hari produksinya, jangan banyak pencitraan. Jujur biar cepat bisa diperbaiki.
BUMN bagaimana? Masih lama, perlu perbaiki struktur. Saya kalau private sector 3 kalilah RUPS, dengan catatan 2 kali RUPSLB. Gila loh, di Pertamina saya 13 bulan, 37 kali ke DPR, RUPS. Terus kapan kerjanya direksi? Satu hal kecil bisa diubah? Bisa kok, itu satu aturan selesai kok. Ngapain DPR panggil BUMN terus? Kan ada kementerian, ya kementerian dong yang ke sana, biar CEO-nya bekerja. Dari dulu saya udah ngomong begini, bukan baru.
Komisaris makan gaji gede bos, minta approval aja bisa 3 bulan urusnya.
Ada 3 hal, ini saya bukan baru ngomong sekarang. Tiga hal itu knowledge, speed, dan nyali. Nyali perlu, jangan sama menteri itu iya iya terus. PTPN saya bawa 5 direksi jadi 3. Kenapa ini Pertamina direksi 8 jadi 5, sekarang jadi 11. Saya bilang, Bu Menteri saya tidak setuju dan saya tidak mau tanggung jawab dan itu terang-terangan saya bilang ke Bu Menteri. Kenapa? Karena fundamental harus diperjuangkan.
(gus/gus) Next Article Massa Manik Sebut Menteri Rini Terlalu Intervensi Pertamina
Dalam acara seminar "Legacy Talk" yang digelar oleh alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) di Soehana Hall the Energy Building, Elia Massa Manik pun mengungkap apa saja yang terjadi di tubuh Pertamina dan apa yang perlu diperbaiki ke depannya agar jadi BUMN yang bisa diandalkan.
[Gambas:Video CNBC]
"BUMN senangnya masuk Fortune 500, Pertamina masuk kemudian diblow up seolah-olah bagus. Padahal tidak bisa dibandingkan Pertamina dengan BUMN lain, fundamental industri beda. ...
Fundamental industrinya. Kondisi hilir, mohon maaf di Pertamina mazhabnya beda. Kalau kita jujur, urus hilir tidak perlu orang minyak. Sama seperti distribusi barang ini ke pelosok, antar ini barang. Mazhabnya logistik dan consumer good, udah persaingan fully branded.
Pertamina itu bandingkan dengan Petronas, ini saya dibully. Petronas mulai tahun lalu profit US$ 10 miliar. Sementara Pertamina cuma US$ 3 miliar, karena ada subsidi di sektor hilir. Bangsa ini tinggal 750 ribu barel per hari produksinya, jangan banyak pencitraan. Jujur biar cepat bisa diperbaiki.
BUMN bagaimana? Masih lama, perlu perbaiki struktur. Saya kalau private sector 3 kalilah RUPS, dengan catatan 2 kali RUPSLB. Gila loh, di Pertamina saya 13 bulan, 37 kali ke DPR, RUPS. Terus kapan kerjanya direksi? Satu hal kecil bisa diubah? Bisa kok, itu satu aturan selesai kok. Ngapain DPR panggil BUMN terus? Kan ada kementerian, ya kementerian dong yang ke sana, biar CEO-nya bekerja. Dari dulu saya udah ngomong begini, bukan baru.
Komisaris makan gaji gede bos, minta approval aja bisa 3 bulan urusnya.
Ada 3 hal, ini saya bukan baru ngomong sekarang. Tiga hal itu knowledge, speed, dan nyali. Nyali perlu, jangan sama menteri itu iya iya terus. PTPN saya bawa 5 direksi jadi 3. Kenapa ini Pertamina direksi 8 jadi 5, sekarang jadi 11. Saya bilang, Bu Menteri saya tidak setuju dan saya tidak mau tanggung jawab dan itu terang-terangan saya bilang ke Bu Menteri. Kenapa? Karena fundamental harus diperjuangkan.
(gus/gus) Next Article Massa Manik Sebut Menteri Rini Terlalu Intervensi Pertamina
Most Popular