
Semester 1-2019, Investasi Hulu Migas Pertamina US$ 2,5 M
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
28 June 2019 14:53

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Pertamina (Persero) mencatatkan realisasi investasi di sektor hulu migas sebesar US$ 2,5 miliar dari target investasi tahun ini yang sebesar US$ 5,5 miliar.
Direktur Keuangan Pertamina Pahala N Mansury mengatakan, dari beberapa proyek yang sudah dikerjakan, kira-kira serapannya mendekati 55%.
"Secara keseluruhan baik sih, saya tidak terlalu hapal angkanya, tapi dari target US$ 5,5 miliar, sekitar US$ 2,5 miliar itu untuk investasi di sektor hulu kami. Kalau untuk realisasinya sendiri, dari beberapa proyek yang kami lihat itu mungkin mendekati 55% lah," jelas Pahala saat dijumpai di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (27/6/2019).
Adapun, sebelumnya, Pahala mengungkapkan, perusahaan mencatatkan laba sebesar US$ 677 juta atau setara Rp 9,59 triliun di kuartal I-2019 ini.
Pahala menerangkan, perolehan laba tersebut diklaim mengalami pertumbuhan yang sangat baik jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. Namun, Pahala tidak menyebutkan besaran perolehan di tahun lalu.
Ia menjelaskan, perolehan laba di kuartal I-2019 ini ditopang dari faktor pergerakan harga minyak mentah Indonesia (ICP) dan nilai tukar (valas) rupiah terhadap dolar yang pergerakannya lebih baik di tahun ini.
"Terutama karena tahun lalu itu kan di awal tahun ada pergerakan harga ICP dan nilai valuta asing, nilai rupiah terhadap dolar mengalami depresiasi yang sangat signifikan. Padahal kedua faktor itu yang memengaruhi profitabilitas kami," terang Pahala.
Selain itu, dari sisi kinerja hulu dan hilir juga turut berkontribusi terhadap laba perusahaan di kuartal I-2019 ini.
"Tentunya dari dua hal itu (hulu dan hilir). Jadi di satu sisi kinerja hilir kami membaik, di sisi lain dari sisi perkembangan produksi hulu kami juga menunjukkan adanya perkembangan yang baik," tuturnya.
Pahala menyebutkan, kinerja hilir yang membaik disebabkan oleh harga ICP dan valas dalam negeri membaik sehingga tentunya juga memperbaiki kinerja perusahaan dan juga meningkatkan penggunaan minyak mentah (crude) yang berasal dari domestik sehingga membantu mengurangi impor crude Pertamina secara signifikan.
"Ketiga, juga kami lakukan adalah mengurangi impor produk BBM, khususnya dalam hal ini yang mengalami penurunan (impor) adalah avtur dan solar. Jadi tiga hal ini yg secara makro membaik," ucap Pahala.
Adapun, untuk tahun ini, Pahala menyebutkan, perusahaan menargetkan perolehan laba sebesar US$ 1,5 miliar, dan pertumbuhan pendapatan sekitar 2%. Sedangkan untuk belanja modal, dianggarkan sebesar US$ 5,5 miliar-5,7 miliar.
(gus/gus) Next Article Dibikin Subholding, Nicke Paparkan Masa Depan Hulu Pertamina
Direktur Keuangan Pertamina Pahala N Mansury mengatakan, dari beberapa proyek yang sudah dikerjakan, kira-kira serapannya mendekati 55%.
"Secara keseluruhan baik sih, saya tidak terlalu hapal angkanya, tapi dari target US$ 5,5 miliar, sekitar US$ 2,5 miliar itu untuk investasi di sektor hulu kami. Kalau untuk realisasinya sendiri, dari beberapa proyek yang kami lihat itu mungkin mendekati 55% lah," jelas Pahala saat dijumpai di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (27/6/2019).
Adapun, sebelumnya, Pahala mengungkapkan, perusahaan mencatatkan laba sebesar US$ 677 juta atau setara Rp 9,59 triliun di kuartal I-2019 ini.
Pahala menerangkan, perolehan laba tersebut diklaim mengalami pertumbuhan yang sangat baik jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. Namun, Pahala tidak menyebutkan besaran perolehan di tahun lalu.
Ia menjelaskan, perolehan laba di kuartal I-2019 ini ditopang dari faktor pergerakan harga minyak mentah Indonesia (ICP) dan nilai tukar (valas) rupiah terhadap dolar yang pergerakannya lebih baik di tahun ini.
"Terutama karena tahun lalu itu kan di awal tahun ada pergerakan harga ICP dan nilai valuta asing, nilai rupiah terhadap dolar mengalami depresiasi yang sangat signifikan. Padahal kedua faktor itu yang memengaruhi profitabilitas kami," terang Pahala.
Selain itu, dari sisi kinerja hulu dan hilir juga turut berkontribusi terhadap laba perusahaan di kuartal I-2019 ini.
"Tentunya dari dua hal itu (hulu dan hilir). Jadi di satu sisi kinerja hilir kami membaik, di sisi lain dari sisi perkembangan produksi hulu kami juga menunjukkan adanya perkembangan yang baik," tuturnya.
Pahala menyebutkan, kinerja hilir yang membaik disebabkan oleh harga ICP dan valas dalam negeri membaik sehingga tentunya juga memperbaiki kinerja perusahaan dan juga meningkatkan penggunaan minyak mentah (crude) yang berasal dari domestik sehingga membantu mengurangi impor crude Pertamina secara signifikan.
"Ketiga, juga kami lakukan adalah mengurangi impor produk BBM, khususnya dalam hal ini yang mengalami penurunan (impor) adalah avtur dan solar. Jadi tiga hal ini yg secara makro membaik," ucap Pahala.
Adapun, untuk tahun ini, Pahala menyebutkan, perusahaan menargetkan perolehan laba sebesar US$ 1,5 miliar, dan pertumbuhan pendapatan sekitar 2%. Sedangkan untuk belanja modal, dianggarkan sebesar US$ 5,5 miliar-5,7 miliar.
(gus/gus) Next Article Dibikin Subholding, Nicke Paparkan Masa Depan Hulu Pertamina
Most Popular