Pertamina Proyeksikan Labanya Bakal Tergerus

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
27 June 2019 16:10
Pertamina memperkirakan perolehan laba kuartal II-2019 bakal melorot dari kuartal sebelumnya.
Foto: Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Pahala N Mansury (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) memproyeksikan perolehan laba kuartal II-2019 tidak sebaik dengan laba kuartal I-2019. Pada kuartal I-2019, Pertamina mengklaim meraih laba US$ 677 juta.

"Proyeksi kuartal II-2019 mungkin tidak sebaik kuartal I-2019," ujar Direktur Keuangan Pertamina Pahala N Mansury saat dijumpai di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (27/6/2019).

Ia menjelaskan, prediksi tersebut berdasarkan oleh perkembangan harga Indonesia Crude Price/ICP atau harga minyak mentah Indonesia yang bergerak naik khususnya di April, Mei, dan Juni.



"Rata-rata di kisaran sebelumnya di bawah US$ 60 per barel jadi di kisaran US$ 67-68 per barel," jelas Pahala.

Ia mengatakan konsumsi BBM di masa Lebaran tidak memberi dampak terhadap keuangan perusahaan. Sebab, faktor pembentuk laba lebih dipengaruhi oleh harga ICP.

"Karena dari sisi sensitivitas yang memengaruhi profitabilitas kami itu dari harga ICP," pungkas Pahala.

Sebelumnya, perusahaan mencatatkan laba sebesar US$ 677 juta atau setara Rp 9,59 triliun di kuartal I-2019 ini. Perolehan laba di kuartal I-2019 ini ditopang dari faktor pergerakan harga minyak mentah Indonesia (ICP) dan nilai tukar (valas) rupiah terhadap dolar.



Selain itu, dari sisi kinerja hulu dan hilir yang membaik, juga turut berkontribusi terhadap laba perusahaan di kuartal I-2019 ini.

Harga minyak menjadi faktor cukup dominan mempengaruhi keuangan PT Pertamina (Persero). Setiap kenaikan US$ 1 dolar harga Indonesian Crude Price (ICP) bisa mempengaruhi penurunan keuntungan hingga triliunan rupiah bagi Pertamina.


"Setiap kenaikan US$ 1 ICP, berdampak pada (turunnya) keuntungan Pertamina US$ 50 sampai 100 juta," ujar Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Pahala Mansury, saat dijumpai di kawasan SCBD, Senin (17/6/2019). 

Selain, harga ICP, pergerakan kurs pun juga sangat sensitif untuk keuangan holding BUMN Migas ini.

(hoi/hoi) Next Article Bos Pertamina: Transformasi Bisnis Bikin Laba 2021 Melonjak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular