Kata Menko Darmin Soal PHK yang Hantui Industri CPO RI
Arys Aditya & Samuel Pablo, CNBC Indonesia
26 November 2018 17:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) tengah merosot tajam. Indonesia sebagai eksportir terbesar komoditas tersebut mengalami dampak yang hebat.
Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan harga CPO saat ini berkisar US$ 420/ton, sementara 8-9 hari lalu masih bertengger di US$ 530/ton.
Dia mengakui petani kelapa sawit tengah mengalami kesulitan karena harga yang terus turun.
Pengusaha di industri CPO pun mengatakan sudah ada ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) karena harga yang terus turun akibat dari permintaan ekspor lesu dan stok cukup banyak di dalam negeri.
Kendati demikian, Darmin mengatakan saat ini pemerintah belum membahas terkait dengan risiko PHK.
"Kita belum ada pembicaraan itu. Tapi kita tahu bukan hanya perusahaan, bahwa harga pokok petani kalau harga CPO sudah di bawah US$ 500 maka mereka akan kesulitan," ujar Darmin dalam konferensi pers, Senin (26/11/2018).
Karena itu, lanjutnya, pemerintah berupaya mendukung petani dengan akan menetapkan pungutan ekspor CPO menjadi US$ 0/ton dari saat ini US$ 50/ton.
"Kita hanya berusaha mendukung sebaik-baiknya melalui pungutan ini. Makanya kita nolkan. Apakah dengan itu dia akan untung? Ya syukur-syukur dia bisa untung," ujarnya.
Darmin juga mengatakan bahwa bukan hanya harga sawit yang sedang jatuh, tetapi hal sama juga dialami karet, batu bara dan minyak mentah.
"Dan, tidak ada yang memprediksi ini. Jangankan setahun lalu, sebulan lalu pun tidak. Kita hanya berharap tidak memburuk, kalau bisa membaik."
(ray/dru) Next Article Selamatkan Harga CPO, RI Minta Malaysia Terapkan B20!
Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan harga CPO saat ini berkisar US$ 420/ton, sementara 8-9 hari lalu masih bertengger di US$ 530/ton.
Dia mengakui petani kelapa sawit tengah mengalami kesulitan karena harga yang terus turun.
"Kita belum ada pembicaraan itu. Tapi kita tahu bukan hanya perusahaan, bahwa harga pokok petani kalau harga CPO sudah di bawah US$ 500 maka mereka akan kesulitan," ujar Darmin dalam konferensi pers, Senin (26/11/2018).
Karena itu, lanjutnya, pemerintah berupaya mendukung petani dengan akan menetapkan pungutan ekspor CPO menjadi US$ 0/ton dari saat ini US$ 50/ton.
Darmin juga mengatakan bahwa bukan hanya harga sawit yang sedang jatuh, tetapi hal sama juga dialami karet, batu bara dan minyak mentah.
"Dan, tidak ada yang memprediksi ini. Jangankan setahun lalu, sebulan lalu pun tidak. Kita hanya berharap tidak memburuk, kalau bisa membaik."
(ray/dru) Next Article Selamatkan Harga CPO, RI Minta Malaysia Terapkan B20!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular