Internasional

Menlu Arab: Laporan CIA soal Pembunuhan Khashoggi Hoaks

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
20 November 2018 17:19
Menteri Luar Negeri Arab Saudi membantah keterlibatan Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Foto: Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel bin Ahmed Al-Jubeir di Istana Bogor (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir pada hari Selasa (20/11/2018) mengatakan berbagai klaim, termasuk yang dibuat badan intelijen Amerika Serikat (AS) CIA, bahwa Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman memerintahkan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi adalah kabar yang tidak benar.

Hal itu ia sampaikan dalam sebuah wawancara dengan sebuah surat kabar berbahasa Arab yang dikutip Reuters.


Berbagai media, termasuk Reuters, melaporkan hasil penyelidikan CIA akhir pekan lalu dalam kasus yang telah memantik protes dunia terhadap negara eksportir minyak terbesar dunia itu. Laporan CIA tersebut merupakan penyelidikan oleh AS yang paling pasti sejauh ini yang secara langsung mengaitkan penguasa de facto Arab itu dengan pembunuhan tersebut.

Selain itu, hasil tersebut sekaligus membantah pernyataan jaksa Arab sebelumnya bahwa sang pangeran tidak terlibat.

"Kami di kerajaan tahu bahwa tuduhan atas Putra Mahkota tidak didasarkan pada kebenaran dan kami menolaknya meskipun kabar itu bersumber dari bocoran ataupun bukan," kata Adel al-Jubeir seperti dilansir dari Reuters, Selasa (21/11/2018).

Lebih lanjut, ia mengatakan laporan tersebut pun belum diumumkan secara resmi, dan ia menilai hasil laporan itu didasarkan pada penilaian subyektif, bukan bukti konklusif.

Namun, seorang sumber yang mengetahui penilaian CIA menanggapi bantahan tersebut, dengan mengatakan laporan itu sebagian besar didasarkan pada bukti tidak langsung yang mengaitkan peran sentral pangeran dalam menjalankan pemerintahan di negara eksportir minyak dunia tersebut.

Menlu Arab: Laporan CIA soal Pembunuhan Khashoggi HoaksFoto: Infografis/Jamal Khashoggi/Arie Pratama
Jubeir juga ditanya tentang ucapan yang dilontarkan oleh Presiden Turki Tayyip Erdogan, yang mengatakan perintah pembunuhan berasal dari tingkat tertinggi kepemimpinan Arab tetapi mungkin bukan Raja Salman, yang telah menempatkan sorotan pada putra mahkota berusia 33 tahun itu.

"Kami telah bertanya pada pihak berwenang Turki pada tingkat tertingginya tentang maksud ucapan tersebut, dan mereka menegaskan kepada kami secara pasti bahwa putra mahkota tidak dimaksudkan oleh komentar-komentar ini," ujar Jubeir.

"Kepemimpinan kerajaan Arab Saudi, yang diwakili oleh Penjaga Dua Masjid Suci (raja) dan putra mahkota, adalah kekuasaan tertinggi, dan kami tidak akan mengizinkan ada upaya apapun untuk mencederai atau melemahkan mereka," tambahnya.


Sebagaimana diketahui sebelumnya, Khashoggi, kolumnis Washington Post sekaligus orang yang pernah berada di dalam kerajaan namun kemudian bersikap kritis terhadap putra mahkota, tewas di dalam konsulat Arab di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018 lalu.

Pekan lalu, setelah memberi banyak penjelasan kontradiktif atas menghilangnya Khashoggi, pihak Arab Saudi mengatakan sang wartawan telah dibunuh dan tubuhnya dimutilasi ketika sebuah tim gagal meyakinkannya untuk kembali ke Arab Saudi.
(prm) Next Article Lagi, Turki Kecam Arab tak Transparan di Kasus Khashoggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular