
Internasional
Mendag Buka Sebab Tertundanya Perjanjian Dagang RI-Australia
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
19 November 2018 07:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Simon Birmingham mengatakan masalah penerjemahan menjadu sebab tertundanya perjanjian perdagangan bebas senilai miliaran dolar dengan Indonesia.
Ia menepis anggapan bahwa ketegangan di antara dua negara terkait pemindahan kedutaan besar Australia di Israel menjadi sebab berlarut-larutnya proses penandatanganan perjanjian tersebut.
"Ada beberapa isu penerjemahan yang masih diselesaikan pekan lalu," kata Birmingham kepada stasiun televisi Australia, ABC, dilansir dari Reuters, Senin (19/11/2018).
"Kami akan menyelesaikan semua itu dan ketika penerjemahannya telah sesuai bagi kedua negara, kami akan menandatanganinya," ujarnya. Ia juga berharap bahwa kesepakatan itu akan diteken dalam beberapa bulan ke depan.
Perjanjian yang bertujuan mendorong perdagangan di beberapa bidang dari kerajinan hingga peternakan itu dirampungkan pada Agustus dan diharapkan akan ditandatangani akhir tahun ini.
Namun, pemerintah Indonesia telah mengatakan usulan Australia baru-baru ini yang menyatakan kemungkinan pemindahan kedutaannya di Israel ke Yerusalem dapat membahayakan kesepakatan dagang tersebut.
Perdana Menteri Scott Morrison menyampaikan usulan itu dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel di Oktober. Langkah tersebut juga memantik kemarahan Malaysia.
Pengumuman Morrison terjadi sesaat sebelum pemilu sela untuk memperebutkan kursi yang memiliki mayoritas komunitas Yahudi. Ia pada akhirnya kehilangan kursi itu dan kini memimpin dengan dukungan anggota parlemen independen.
Birmingham mengatakan Australia tidak mengaitkan isu kedutaan besar itu dengan perjanjian perdagangan.
"Kami memahami kekhawatiran yang dimiliki Indonesia terkait isu kedutaan tersebut adalah hal yang terpisah dan tentu saja Australia akan membuat kebijakan luar negeri kami murni berdasarkan kepentingan nasional Australia," ujarnya.
Ia mengatakan Australia akan mengambil keputusan terkait lokasi kedutaan tersebut dengan mempertimbangkan seluruh dampaknya, termasuk keamanan dan ekonomi.
"Kami tidak ingin dipaksa mengambil keputusan oleh negara lain," katanya.
Keputusan mengenai lokasi kedutaan besar Australia di Israel tersebut diharapkan akan diambil saat Natal mendatang.
(prm) Next Article Perjanjian Dagang Indonesia-Australia tuntas Akhir Tahun
Ia menepis anggapan bahwa ketegangan di antara dua negara terkait pemindahan kedutaan besar Australia di Israel menjadi sebab berlarut-larutnya proses penandatanganan perjanjian tersebut.
"Ada beberapa isu penerjemahan yang masih diselesaikan pekan lalu," kata Birmingham kepada stasiun televisi Australia, ABC, dilansir dari Reuters, Senin (19/11/2018).
Perjanjian yang bertujuan mendorong perdagangan di beberapa bidang dari kerajinan hingga peternakan itu dirampungkan pada Agustus dan diharapkan akan ditandatangani akhir tahun ini.
Namun, pemerintah Indonesia telah mengatakan usulan Australia baru-baru ini yang menyatakan kemungkinan pemindahan kedutaannya di Israel ke Yerusalem dapat membahayakan kesepakatan dagang tersebut.
Perdana Menteri Scott Morrison menyampaikan usulan itu dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel di Oktober. Langkah tersebut juga memantik kemarahan Malaysia.
![]() |
Birmingham mengatakan Australia tidak mengaitkan isu kedutaan besar itu dengan perjanjian perdagangan.
"Kami memahami kekhawatiran yang dimiliki Indonesia terkait isu kedutaan tersebut adalah hal yang terpisah dan tentu saja Australia akan membuat kebijakan luar negeri kami murni berdasarkan kepentingan nasional Australia," ujarnya.
Ia mengatakan Australia akan mengambil keputusan terkait lokasi kedutaan tersebut dengan mempertimbangkan seluruh dampaknya, termasuk keamanan dan ekonomi.
"Kami tidak ingin dipaksa mengambil keputusan oleh negara lain," katanya.
Keputusan mengenai lokasi kedutaan besar Australia di Israel tersebut diharapkan akan diambil saat Natal mendatang.
(prm) Next Article Perjanjian Dagang Indonesia-Australia tuntas Akhir Tahun
Most Popular