
Australia Pindahkan Dubes ke Yerusalem, RI Ancam Tahan CEPA?
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
16 October 2018 14:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Media ABC asal Australia hari ini, Selasa (16/10/2018), melaporkan bahwa Indonesia mempertimbangkan untuk menahan kesepakatan dagang dengan Australia. Hal itu menyusul komentar terbaru Perdana Menteri Scott Morrison yang akan memindahkan kedutaan besar Australia dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) sebelumnya sudah diselesaikan, dan menunggu tanda tangan kedua belah pihak sebelum akhir tahun ini.
ABC melaporkan, berdasarkan sumber di pemerintahan Indonesia, saat ini hal itu menjadi sebuah keraguan setelah PM Morrison menyatakan akan memindahkan kedutaan besar Australia ke Yerusalem, seperti halnya Amerika Serikat.
ABC juga mengetahui bahwa Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, sudah berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi.
Salah satu prioritas kebijakan luar negeri Indonesia memang mendukung Palestina sebagai suatu negara, sehingga komentar PM Morrison tersebut tentu tidak mendapat tempat di Jakarta.
Sumber ABC tersebut mengatakan bahwa Menlu Retno Marsudi membombardir Menlu Australia untuk menyampaikan concern tersebut.
Menurut sumber itu, perjanjian dagang memang bisa saja disuspensi.
Namun, Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita mengatakan kepada Reuters bahwa itu tidak benar.
"Tidak ada hal seperti itu," kata dia. Enggar juga menyatakan perjanjian kedua negara akan ditandatangani tahun ini.
(ray/dru) Next Article Mendag Ungkap Rahasia Ekspor RI Keok Dibandingkan Vietnam
Perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) sebelumnya sudah diselesaikan, dan menunggu tanda tangan kedua belah pihak sebelum akhir tahun ini.
ABC melaporkan, berdasarkan sumber di pemerintahan Indonesia, saat ini hal itu menjadi sebuah keraguan setelah PM Morrison menyatakan akan memindahkan kedutaan besar Australia ke Yerusalem, seperti halnya Amerika Serikat.
Salah satu prioritas kebijakan luar negeri Indonesia memang mendukung Palestina sebagai suatu negara, sehingga komentar PM Morrison tersebut tentu tidak mendapat tempat di Jakarta.
Sumber ABC tersebut mengatakan bahwa Menlu Retno Marsudi membombardir Menlu Australia untuk menyampaikan concern tersebut.
Menurut sumber itu, perjanjian dagang memang bisa saja disuspensi.
Namun, Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita mengatakan kepada Reuters bahwa itu tidak benar.
"Tidak ada hal seperti itu," kata dia. Enggar juga menyatakan perjanjian kedua negara akan ditandatangani tahun ini.
(ray/dru) Next Article Mendag Ungkap Rahasia Ekspor RI Keok Dibandingkan Vietnam
Most Popular