
Indonesia dan Thailand Bertarung di Pasar Mobil Australia
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
07 September 2018 16:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu sektor industri di Tanah Air yang akan menerima manfaat dari Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) adalah sektor otomotif.
Poin yang disepakati dalam perjanjian tersebut antara lain adalah Australia memberikan bea masuk 0% bagi produk otomotif asal Indonesia.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kemendag Iman Pambagyo mengatakan selama ini produk otomotif asal Thailand sudah menguasai pangsa pasar di Australia, mengalahkan pabrikan mobil lokal, Holden.
"Kita harapkan dengan IA-CEPA kita bisa masuk ke sana, juga ke negara-negara persemakmuran lainnya karena standarnya sama," ujar Iman dalam media briefing di kantornya, Jumat (7/9/2018).
Direktur Perundingan Bilateral Kemendag Ni Made Ayu Marthini mengungkapkan, Indonesia telah berhasil mendapatkan deal paling baik dibandingkan seluruh mitra dagang Australia melalui IA-CEPA.
Mengutip Fact Sheet IA-CEPA Kemendag, pabrikan mobil di Indonesia akan mendapat preferensi/kemudahan ekspor mobil hybrid dan listrik ke Negeri Kanguru.
Adapun ketentuan asal barangnya berupa nilai tingkat kandungan dalam negeri/TKDN (qualifying value content/ QVC) sebesar 35% dari regional value chain ASEAN atau dirakit di dalam negeri (completely knock-down/CKD).
"Sementara untuk mobil konvensional, kita mendapatkan persyaratan QVC sebesar 40%," ujar Made.
Sebagai informasi, Australia akan mengeliminasi seluruh pos tarifnya atau sebanyak 6.474 pos tarif menjadi bea masuk 0% pada saat implementasi.
Sedangkan Indonesia akan mengeliminasi sekitar 94% dari pos tarifnya atau sebanyak 10.252 pos tarif.
Selain otomotif, ekspor yang berpotensi meningkat ke Australia pasca IA-CEPA adalah tekstil dan produk tekstil (TPT), herbisida dan pestisida, elektronik, mesin, karet dan turunannya (ban), kayu dan turunannya (furniture), kopi, coklat dan kertas.
(ray) Next Article Warga +62 Tak Percaya Lagi Australia, Salah Apa?
Poin yang disepakati dalam perjanjian tersebut antara lain adalah Australia memberikan bea masuk 0% bagi produk otomotif asal Indonesia.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kemendag Iman Pambagyo mengatakan selama ini produk otomotif asal Thailand sudah menguasai pangsa pasar di Australia, mengalahkan pabrikan mobil lokal, Holden.
Direktur Perundingan Bilateral Kemendag Ni Made Ayu Marthini mengungkapkan, Indonesia telah berhasil mendapatkan deal paling baik dibandingkan seluruh mitra dagang Australia melalui IA-CEPA.
Mengutip Fact Sheet IA-CEPA Kemendag, pabrikan mobil di Indonesia akan mendapat preferensi/kemudahan ekspor mobil hybrid dan listrik ke Negeri Kanguru.
Adapun ketentuan asal barangnya berupa nilai tingkat kandungan dalam negeri/TKDN (qualifying value content/ QVC) sebesar 35% dari regional value chain ASEAN atau dirakit di dalam negeri (completely knock-down/CKD).
"Sementara untuk mobil konvensional, kita mendapatkan persyaratan QVC sebesar 40%," ujar Made.
Sebagai informasi, Australia akan mengeliminasi seluruh pos tarifnya atau sebanyak 6.474 pos tarif menjadi bea masuk 0% pada saat implementasi.
Sedangkan Indonesia akan mengeliminasi sekitar 94% dari pos tarifnya atau sebanyak 10.252 pos tarif.
Selain otomotif, ekspor yang berpotensi meningkat ke Australia pasca IA-CEPA adalah tekstil dan produk tekstil (TPT), herbisida dan pestisida, elektronik, mesin, karet dan turunannya (ban), kayu dan turunannya (furniture), kopi, coklat dan kertas.
(ray) Next Article Warga +62 Tak Percaya Lagi Australia, Salah Apa?
Most Popular