Internasional

KTT ASEAN: Perang Dagang AS-China Ancam Perdamaian Dunia

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
14 November 2018 12:50
Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China dapat memicu
Foto: Presiden Indonesia, Joko Widodo (2kanan) berpose untuk foto bersama dengan para pemimpin ASEAN pada KTT ASEAN-ROK (Republik Korea) di Singapura pada 14 November 2018. REUTERS / Edgar Su
Singapura, CNBC Indonesia - Para pemimpin Asia berkumpul dalam pertemuan tingkat tinggi ASEAN, Selasa (13/11/2018), di tengah peringatan bahwa pasca-Perang Dunia Kedua tatanan internasional dalam bahaya. Selain itu, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China dapat memicu "efek domino" tindakan proteksionis oleh negara-negara lain.

Kepada forum bisnis yang diadakan menjelang pertemuan di Singapura itu, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan negara-negara maju lainnya akan mencontoh AS dan China jika perang tarif mereka dibiarkan memanas.


"Ketegangan perdagangan antara dua kekuatan dunia itu akan menciptakan efek domino yang akan memengaruhi reaksi perdagangan dan akan menjadi alasan bagi negara-negara maju lainnya untuk menerapkan tindakan protektif terhadap negara-negara berkembang, termasuk negara-negara ASEAN," kata Mahathir, dilansir dari Reuters.

Perdana Menteri China Li Keqiang sudah dua hari ini mengharapkan perdamaian bagi perang dagang dan mengatakan dia berharap kedua pihak akan menemukan cara untuk mencegah hal itu meningkat lebih lanjut.

"Saya masih berharap kami dapat mengadakan pembicaraan berdasarkan saling hormat, keseimbangan, dan saling menguntungkan untuk menyelesaikan masalah ini. Tidak ada pemenang dalam perang dagang," kata Li sebelum pertemuannya dengan para pemimpin ASEAN.

Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence akan menghadiri pertemuan di Singapura, bukan Presiden Donald Trump yang telah berulang kali mencela pakta perdagangan multilateral yang ada sebagai perjanjian yang tidak adil. Trump juga telah menekan China atas pencurian kekayaan intelektual, membuat hambatan masuk bagi bisnis Amerika, dan kesenjangan perdagangan yang menganga dengan AS.

Tidak jelas apakah Li dan Pence akan bertemu secara terpisah di sela-sela pertemuan di Singapura, yang akan menjadi awal dari pertemuan puncak antara Trump dan Presiden China Xi Jinping pada akhir bulan di Buenos Aires.

Perang Dagang AS-China Ancam Perdamaian DuniaFoto: Perdana Menteri China Li Keqiang bersama para pemimpin ASEAN pada KTT ASEAN-Cina di Singapura pada 14 November 2018. REUTERS / Edgar Su
Sebelum dia tiba di Singapura pada hari Senin, Li mengatakan China akan semakin membuka ekonominya dalam menghadapi peningkatan proteksionisme, meskipun dia tidak merujuk langsung ke perang perdagangan China yang parah dengan Amerika Serikat.

Mahathir, yang pada bulan Mei kembali menjabat sebagai perdana menteri, jabatan yang pernah ia duduki selama 22 tahun, mengatakan kepada wartawan bahwa Amerika Serikat adalah "kekuatan kolonial" yang menggunakan "tekanan ekonomi kepada orang-orang lemah".

Dalam pidatonya, ia mengatakan: kebangkitan proteksionisme perdagangan, gerakan nasionalisme yang bangkit kembali, dan kebijakan yang protektif" tampaknya mulai muncul di antara negara-negara ASEAN.

Hal itu digemakan kembali oleh tuan rumah pertemuan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, yang pada upacara penyambutan mengatakan kepada rekan-rekannya di ASEAN bahwa "tatanan internasional tengah berada pada titik balik".


"Sistem multilateral bebas, terbuka dan berbasis aturan yang ada yang telah mendukung pertumbuhan dan stabilitas ASEAN telah mengalami tekanan," katanya. Ia menambahkan bahwa tidak jelas apakah tatanan internasional akan pecah menjadi blok saingan.

Saat makan malam dengan para pemimpin, dia kembali menegaskan hal itu: "Negara-negara menjadi picik, mundur dari multilateralisme dan globalisasi, yang telah menjadi landasan perdamaian dan stabilitas ASEAN."

Perang Dagang AS-China Ancam Perdamaian DuniaFoto: Perdana Menteri China Li Keqiang berbicara pada KTT ASEAN-China di Singapura pada 14 November 2018. REUTERS / Edgar Su
PM China Li diperkirakan akan menggalang dukungan di pertemuan Singapura untuk Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), pakta perdagangan bebas yang akan mencakup lebih dari sepertiga produk domestik bruto (PDB) dunia.


"Perdagangan bebas telah, dalam beberapa aspek, mencegah perang secara efektif," katanya dalam pidato pada hari Selasa. "Kami bersedia bernegosiasi dengan semua pihak untuk mendorong perdagangan bebas internasional, dan kami juga bersedia mendiskusikan sistem yang lebih adil."

Perjanjian RCEP mencakup 16 negara, termasuk negara-negara ASEAN, Australia, China, India, Jepang, Selandia Baru dan Korea Selatan, tetapi tanpa Amerika Serikat.

Rancangan pernyataan akan dikeluarkan oleh negara-negara RCEP akhir pekan ini, yang ditinjau oleh Reuters, mengatakan kelompok itu akan memerintahkan "menteri dan negosiator untuk bekerja menuju kesimpulan penuh dari perundingan RCEP pada 2019".
(prm) Next Article KTT ASEAN di Tengah Pandemi Corona, Apa Goalnya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular