Terdepan Soal Myanmar, RI Desak Digelar KTT ASEAN

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
02 April 2021 21:30
Ilustrasi militer Myanmar. AP/
Foto: Ilustrasi militer Myanmar. AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menyatakan, Indonesia mengusulkan diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) guna membahas masalah krisis yang terjadi di Myanmar.

Mengenai hal ini, usulan KTT ASEAN yang sebelumnya disampaikan Presiden Joko Widodo ini juga mendapat dukungan dari Pemerintah China dan Rusia.

"Kami memiliki kekhawatiran yang sama mencermati perkembangan situasi dan tidak ingin melihat rakyat Myanmar semakin menderita," kata Retno, dalam keterangan kepada awak media, di sela kunjungan ke Wuyi, China, Jumat (2/4/2021).

Melalui KTT tersebut, diharapkan, konflik antara junta militer Myanmar dengan pemerintahan yang sah dari hasil Pemilu Myanmar dapat diselesaikan melalui rekonsiliasi dan segala tindak kekerasan segera dapat dihentikan.

"Kami juga memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya segera diakhiri penggunaan kekuatan dan kekerasan, serta pentingnya segera dilakukan dialog di antara mereka," kata Retno, dalam keterangan kepada awak media, di sela kunjungan ke Wuyi, China, Jumat (2/4/2021).

Sebelumnya, Dewan Keamanan PBB juga diminta untuk turun tangan mengatasi krisis di Myanmar. Ancaman perang saudara, karena turunnya kelompok etnis memerangi junta militer, dan korban sipil yang terus berjatuhan di tangan aparat membuat meningkatkan kekerasan di negara itu.

Dalam sesi rapat, utusan PBB untuk Myanmar memohon Dewan Keamanan (DK) untuk mengambil tindakan segera. Junta disebut tidak mampu mengurusi negara itu dan malah memperburuk keadaan.

"Pertimbangkan semua alat yang tersedia untuk mengambil tindakan kolektif dan melakukan apa yang benar, apa yang layak diterima rakyat Myanmar dan mencegah bencana multi-dimensi di Asia," kata Christine Schraner Burgener ditulis Reuters, Kamis (1/4/2021).

Tindakan represif junta militer yang dipimpin Jenderal Min Aung Hlaing juga kian mengkhawtirkan dan menelan banyak korban jiwa. Pekan lalu, milter meluncurkan serangan udara. Menurut Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP), sudah 520 warga sipil tewas selama demo anti militer terjadi dua bulan ini. Junta telah menahan total 2.574 orang, politisi, aktivis, dan pendukung pro-demokrasi lainnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Bos Junta Myanmar Mendarat di Jakarta, Hadiri KTT ASEAN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular