
Tahun Politik, Jokowi Dinilai Tak Fokus Urus Ekonomi
Arys Aditya, CNBC Indonesia
31 October 2018 17:02

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah disebut sudah kehilangan fokus dalam menangani reformasi ekonomi sejak pertengahan 2017 dan mengalihkan perhatian pada urusan politik elektoral.
Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengungkapkan indikasi paling jelas bahwa Pemerintah mulai kehilangan fokus tersebut adalah tidak lagi ada paket kebijakan ekonomi yang dilansir.
Ia menyebut, dari hasil studinya, 12 PKE yang dilansir oleh Pemerintah berhasil menderegulasi 200 peraturan yang menjadi hambatan dan kendala bagi pelaku bisnis dan aktivitas ekonomi seluruhnya.
Yose mencatat, ada lebih dari 12.000 regulasi yang masih menghambat lingkungan bisnis untuk melaju.
"Paket kebijakan ekonomi juga mengirimkan sinyal untuk pelaku usaha bahwa Pemerintah serius menuntaskan reformasi struktural," kata Yose dalam diskusi publik FAA PPMI di Jakarta, Rabu (31/10/2018).
Ia menyebut Pemerintah perlu tetap fokus untuk mengatasi masalah ekonomi karena tantangan global akan kian berat pada tahun depan yang notabene merupakan tahun politik.
Di tempat yang sama, Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika mengungkapkan tidak adanya paket ekonomi baru yang diluncurkan adalah karena Presiden Joko Widodo ingin fokus mengeksekusi paket-paket yang diluncurkan.
"Presiden ingin seluruh paket dieksekusi terlebih dahulu. Jadi bukan banyak-banyakan kebijakan, tapi bagaimana implementasi kebijakan tersebut."
(gus) Next Article Jokowi Happy Soal Indikator Ekonomi RI, Apa Saja?
Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengungkapkan indikasi paling jelas bahwa Pemerintah mulai kehilangan fokus tersebut adalah tidak lagi ada paket kebijakan ekonomi yang dilansir.
Yose mencatat, ada lebih dari 12.000 regulasi yang masih menghambat lingkungan bisnis untuk melaju.
"Paket kebijakan ekonomi juga mengirimkan sinyal untuk pelaku usaha bahwa Pemerintah serius menuntaskan reformasi struktural," kata Yose dalam diskusi publik FAA PPMI di Jakarta, Rabu (31/10/2018).
Ia menyebut Pemerintah perlu tetap fokus untuk mengatasi masalah ekonomi karena tantangan global akan kian berat pada tahun depan yang notabene merupakan tahun politik.
Di tempat yang sama, Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika mengungkapkan tidak adanya paket ekonomi baru yang diluncurkan adalah karena Presiden Joko Widodo ingin fokus mengeksekusi paket-paket yang diluncurkan.
"Presiden ingin seluruh paket dieksekusi terlebih dahulu. Jadi bukan banyak-banyakan kebijakan, tapi bagaimana implementasi kebijakan tersebut."
(gus) Next Article Jokowi Happy Soal Indikator Ekonomi RI, Apa Saja?
Most Popular