
INTERNASIONAL
Ramai Teror Bom Jelang Pemilu AS, Ini Kronologinya
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
25 October 2018 12:03

Washington, CNBC Indonesia - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton menjadi beberapa target dugaan paket bom. Paket tersebut dikirim ke beberapa pejabat Partai Demokrat dan kantor media CNN dalam tindakan terorisme, menurut para pejabat New York, Rabu (24/10/2018).
Setidaknya delapan paket mencurigakan diamankan sebelum sampai ke tujuan. Paket-paket tersebut dialamatkan ke beberapa pihak, termasuk Jaksa Agung di masa pemerintahan Obama bernama Eric Holder, mantan Direktur CIA John Brennan, dan penyumbang terkemuka untuk Partai Demokrat George Soros.
Dua paket dikirimkan ke anggota Kongres California Maxine Waters, kata FBI.
Para investigator mencoba melacak sebuah paket mencurigakan yang mereka yakini ditujukan ke Wakil Presiden Obama, Joe Biden, kata seorang pejabat federal kepada Reuters hari Rabu.
Kedelapan paket itu tidak diledakkan dan tidak ada yang terluka, serta tidak ada klaim pertanggungjawaban.
Namun, kabar tentang ancaman ini meningkatkan ketegangan di negara yang sangat terpolarisasi menjelang pemilu tanggal 6 November. Pasalnya, pemilu itu akan menentukan apakah Partai Demokrat akan mengambil alih salah satu dewan Kongres dari Partai Republik.
Partai Republik yang merupakan kubu Presiden AS Donald Trump saat ini menduduki kursi mayoritas di kedua dewan.
Trump berkata dalam sebuah kampanye politik di Wisconsin bahwa pemerintahnya akan melakukan "investigasi agresif".
"Segala tindakan atau ancaman kekerasan politik adalah serangan terhadap demokrasi kita," kata Trump. "Kami ingin semua pihak bersatu dalam kedamaian dan harmoni."
Namun, dia berkata media memiliki tanggung jawab "untuk menghentikan permusuhan tak berkesudahan, serta serangan dan cerita yang selalu negatif dan terkadang bohong."
NEXT
Setidaknya delapan paket mencurigakan diamankan sebelum sampai ke tujuan. Paket-paket tersebut dialamatkan ke beberapa pihak, termasuk Jaksa Agung di masa pemerintahan Obama bernama Eric Holder, mantan Direktur CIA John Brennan, dan penyumbang terkemuka untuk Partai Demokrat George Soros.
Dua paket dikirimkan ke anggota Kongres California Maxine Waters, kata FBI.
Kedelapan paket itu tidak diledakkan dan tidak ada yang terluka, serta tidak ada klaim pertanggungjawaban.
Namun, kabar tentang ancaman ini meningkatkan ketegangan di negara yang sangat terpolarisasi menjelang pemilu tanggal 6 November. Pasalnya, pemilu itu akan menentukan apakah Partai Demokrat akan mengambil alih salah satu dewan Kongres dari Partai Republik.
Partai Republik yang merupakan kubu Presiden AS Donald Trump saat ini menduduki kursi mayoritas di kedua dewan.
Trump berkata dalam sebuah kampanye politik di Wisconsin bahwa pemerintahnya akan melakukan "investigasi agresif".
"Segala tindakan atau ancaman kekerasan politik adalah serangan terhadap demokrasi kita," kata Trump. "Kami ingin semua pihak bersatu dalam kedamaian dan harmoni."
Namun, dia berkata media memiliki tanggung jawab "untuk menghentikan permusuhan tak berkesudahan, serta serangan dan cerita yang selalu negatif dan terkadang bohong."
NEXT
Next Page
Bom Berisi Pecahan Kaca
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular