Internasional

Bos WTO Sebut Perang Dagang Global Sebabkan Pengangguran

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
18 October 2018 14:34
Meningkatnya perang dagang
Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo (Foto: REUTERS/Ueslei Marcelino)
London, CNBC Indonesia - Meningkatnya perang dagang "menimbulkan risiko nyata" bagi ekonomi global yang berpotensi mengancam jutaan pekerjaan, kata Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Roberto Azevedo dalam pidatonya di London, Rabu (17/10/2018).

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terbelit perang dagang dengan China. Kedua negara saling mengenakan bea impor terhadap berbagai produk senilai miliaran dolar dalam upaya untuk mengatasi defisit perdagangan dan mengendalikan praktik perdagangan China yang tidak dapat diterima oleh AS.



Trump juga telah menargetkan Uni Eropa (UE) dan Jepang.

Azevedo mengatakan kepada para pelaku bisnis di Mansion House bahwa tampaknya "tidak ada penyelesaian yang terlihat" atas aksi saling balas itu. Ia meminta kepada para pemimpin dunia untuk bernegosiasi.

"Eskalasi ketegangan yang berlanjut akan menimbulkan risiko nyata," ia memperingatkan, dikutip dari the Straits Times.

Para ekonom WTO menghitung bahwa "sebuah kehancuran total dalam kerja sama perdagangan internasional akan menyebabkan kenaikan bea masuk yang tajam, menurunkan hingga 17% pertumbuhan perdagangan global, dan 1,9% dari keseluruhan pertumbuhan ekonomi global.

"Dampak ini akan menyebabkan gangguan signifikan bagi pekerja, perusahaan, dan masyarakat saat mereka menyesuaikan diri dengan realitas baru ini," kata Azevedo.

"Secara potensial jutaan pekerja akan perlu mencari pekerjaan baru, perusahaan akan mencari produk dan pasar baru, serta komunitas untuk sumber pertumbuhan baru," tambahnya.

Menanggapi klaim bahwa praktik perdagangan yang tidak adil akan dibiarkan tanpa hukuman di bawah sistem saat ini, Azevedo mengatakan perlu ada solusi politik dan dia meminta para pemimpin untuk bekerja mencapai solusi itu pada KTT G-20 bulan depan di Argentina.

Sejauh ini, Trump telah menjatuhkan bea masuk atas barang-barang impor China senilai US$250 miliar (Rp 3.799 triliun) dan mengancam akan melangkah lebih jauh.



Dia juga meningkatkan dukungan militer untuk rival China, Taiwan, dan menuduh Beijing ikut campur dalam pemilihan AS.

AS menuduh China telah mencuri teknologi dengan kejam dan mencari keuntungan perdagangan yang tidak adil dengan memaksa perusahaan asing untuk bekerja dengan mitra lokal, serta menyerahkan pengetahuan mereka dalam prosesnya.
(prm) Next Article Di Tengah Pandemi Covid-19, Bos WTO Roberto Azevedo Resign!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular