
Gandeng Taiwan, Pertamina Bakal Rombak Kilang Balongan
Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 October 2018 18:51

Nusa Dua, CNBC Indonesia- PT Pertamina (Persero) meneken kesepakatan dengan perusahaan migas dan petrokimia Taiwan, CPC Corporation, untuk studi membangun kilang petrokimia di Balongan, Jawa Barat.
"Jadi kami dengan CPC corporation Taiwan akan melakukan kajian bersama di tahap awal untuk pembangunan petrochemical di Balongan. Setelah tahapan kajian, kami akan lanjutkan ke tahapan pengembangan jika kita liat memang secara kajiannya ini positif," kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, di Bali, Kamis (11/10/2018).
Nicke memaparkan kajian dua perusahaan ini akan memakan waktu 3-6 bulan sebelum lanjut ke program pengembangan proyek. Perkiraannya kapasitas kilang petrokimia ini bisa mengolah 1 juta barel per hari. Kilang petrokimia ini nantinya akan terintegrasi dengan kilang BBM yang ada di Balongan saat ini, di mana kilang tersebut juga akan direvamping untuk memproduksi bensin berstandar Euro 4 dan Euro 5.
"Jadi kapasitasnya kombinasi dua kilang tersebut," paparnya. Estimasinya pembangunan kilang petrokimia ini memakan waktu 4-5 tahun, karena akan dibangun juga pusat petrokimia naphta cracker dengan produksi satu juta ton ethylene per tahun. "Tapi itu diharapkan jika kajiannya sudah selesai dalam 6 bulan," kata Nicke.
Selain dengan Taiwan, Pertamina juga menggandeng perusahaan migas asal Italia, ENI, untuk merombak dua kilang tua Pertamina yang selama ini tersendat-sendat produksi BBM untuk produksi BBN.
Dua kilang tersebut adalah kilang Plaju dan Dumai, yang akan dikonversi untuk memproduksi B100 atau biodiesel 100%. "Biorefinary konsepnya, untuk turunkan impor."
(gus/gus) Next Article Rencana Bos Pertamina Agar RI Tak Bergantung Minyak 1 Negara
"Jadi kami dengan CPC corporation Taiwan akan melakukan kajian bersama di tahap awal untuk pembangunan petrochemical di Balongan. Setelah tahapan kajian, kami akan lanjutkan ke tahapan pengembangan jika kita liat memang secara kajiannya ini positif," kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, di Bali, Kamis (11/10/2018).
"Jadi kapasitasnya kombinasi dua kilang tersebut," paparnya. Estimasinya pembangunan kilang petrokimia ini memakan waktu 4-5 tahun, karena akan dibangun juga pusat petrokimia naphta cracker dengan produksi satu juta ton ethylene per tahun. "Tapi itu diharapkan jika kajiannya sudah selesai dalam 6 bulan," kata Nicke.
Selain dengan Taiwan, Pertamina juga menggandeng perusahaan migas asal Italia, ENI, untuk merombak dua kilang tua Pertamina yang selama ini tersendat-sendat produksi BBM untuk produksi BBN.
Dua kilang tersebut adalah kilang Plaju dan Dumai, yang akan dikonversi untuk memproduksi B100 atau biodiesel 100%. "Biorefinary konsepnya, untuk turunkan impor."
(gus/gus) Next Article Rencana Bos Pertamina Agar RI Tak Bergantung Minyak 1 Negara
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular