Gara-Gara Kilang Mati Mendadak, Impor Minyak RI Bengkak

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
09 October 2018 15:32
Wamen ESDM keluhkan kilang Pertamina yang suka mati mendadak, sebabkan impor banyak
Foto: CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara
Jakarta, CNBC Indonesia- Kilang Pertamina yang mati mendadak (unplanned shut down) ternyata menjadi salah satu penyebab dari melonjaknya impor BBM, utamanya pada Juni dan Juli tahun ini. 

"Kilang ada beberapa kali unplanned shutdown (mati mendadak), terutama di Juni dan Juli, sebabkan impor produk minyak kita lebih banyak daripada impor crude," ujar Arcandra kepada media ketika dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (9/10/2018).



Arcandra mencatat, impor BBM hingga Agustus tahun ini ada di angka 93,23 juta barel atau sudah mencapai 67,12% dari realisasi tahun lalu 138,88 juta barel. Sementara itu, impor minyak mentah di periode yang sama tercatat sudah 78,38 juta barel atau 58,21% dari realisasi tahun lalu 134,64 juta barel.

Sehingga, untuk mengurangi beban impor tersebut, pihaknya bersama dengan Pertamina sudah bahas usaha-usaha apa saja yang bisa dilakukan untuk mengurangi unplanned shut down yang sudah terjadi selama ini. Kendati jumlah kilang yang mati mendadak tersebut lebih kecil dibandingkan tahun lalu.

"Strateginya lebih diarahkan kepada predictive maintenance (pemeliharaan prediktif) dari yang sebelumnya preventive maintenance (pemeliharaan pencegahan). Kilang-kilang di dunia sudah gunakan predictive maintenance, Pertamina pun akan mengarah ke sana," ujar Arcandra.

Lebih rinci, ia menjelaskan, predictive maintenance dan preventive maintenance diibaratkan sebagai garpu. Ia mencontohkan, garpu tersebut sudah diukur dengan presisi dan dalam 25-30 kali hentakan garpu akan patah.

Nah, dengan predictive maintenance, maka garpu tersebut akan diganti pada hentakan ke 23 sebelum mencapai 25 hentakan, sedangkan apabila menggunakan preventive maintenance, ketika di hentakan 25 garpu tersebut baru akan diganti.

Gara-Gara Kilang Mati Mendadak, Impor Minyak RI BengkakFoto: Aristya Rahadian Krisabella


Adapun, lanjut Arcandra, untuk predictive maintenance tersebut salah satu teknologi yang digunakan adalah Artificial Intelligence (AI) atau rekayasa intelektual , maka perlu dibahas teknologi dan sistemnya, serta sumber daya manusianya. Yang jelas, untuk sumber daya manusia, tutur Arcandra, akan ada penambahan karyawan baru di perusahaan migas pelat merah tersebut.

"Untuk teknologi dan sistem sedang dievaluasi. Pada dasarnya pemeliharaan yang prediktif ini tidak terlalu mahal kok. Tapi yang penting impaknya adalah keandalan kilang kita akan terjaga," pungkas Wakil Komisaris Utama Pertamina ini.


(gus) Next Article Kisah Proyek Kilang RI & Aramco: Diputar, Digantung, Diputus

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular