
Mirip Aceh, Daerah Terdampak Gempa Palu akan Dibangun Monumen
Ranny Virginia Utami, CNBC Indonesia
09 October 2018 18:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah wilayah yang terkena imbas dari bencana gempa di Sulawesi Tengah dinilai tak lagi mumpuni untuk dijadikan kawasan hunian. Pemerintah pun berencana menutup wilayah-wilayah tersebut dan mengalihfungsikannya sebagai ruang terbuka hijau serta taman peringatan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memaparkan sejumlah wilayah tersebut di antaranya termasuk daerah Balaroa, Petobo dan Jono Oge.
"Akan dibangun monumen atau tugu sebagai penanda kepada masyarakat, kepada orang-orang, bahwa pernah terjadi di lokasi tersebut sesuatu yang berbahaya sehingga ini menjadikan edukasi nantinya di daerah-daerah tersebut," kata Sutopo dalam pemaparanya di Graha BNPB Jakarta, Selasa (9/10/2018).
Berdasarkan laporan BNPB, total area yang terdampak bencana gempa di Perumnas Balaroa adalah 47,8 hektare dan jumlah rumah yang rusak tercatat sebanyak 1.471 unit.
"Hampir sebagian ada yang ambles tiga meter, ada yang terangkat dua meter," kata Sutopo.
Sementara itu, untuk perumahan BTN di wilayah Petobo, total area yang terdampak adalah 180 hektare dengan jumlah rumah yang rusak 2.050 unit. Sutopo menilai kondisi sebagian besar perumahan ini diketahui adalah lumpur kering.
"Banyak rumah yang tidak terlihat, rata dengan tanah dan tertutup lumpur dengan kedalaman hingga tiga meter," ujar Sutopo menambahkan.
Di sisi lain, daerah Jono Oge tercatat sebagai wilayah terdampak paling luas. Total area yang terkena imbas gempa seluas 202 hektare dengan perkiraan rumah yang tertimbun sebanyak 366 unit dan 168 unit rumah rusak.
"Memang wilayah ini luasnya lebih luas, tetapi dari jumlah pemukiman lebih sedikit karena kebanyakan adalah area tegalan," kata Sutopo menjelaskan.
Data terakhir per 9 Oktober 2018 mencatat jumlah korban bencana gempa Sulawesi Tengah mencapai 2.010 jiwa. Jumlah ini diperkirakan masih akan terus bertambah seiring dengan proses evakuasi yang masih berjalan.
(miq/miq) Next Article Wiranto Jelaskan Soal Kabar Penjarahan Minimarket di Palu
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memaparkan sejumlah wilayah tersebut di antaranya termasuk daerah Balaroa, Petobo dan Jono Oge.
"Akan dibangun monumen atau tugu sebagai penanda kepada masyarakat, kepada orang-orang, bahwa pernah terjadi di lokasi tersebut sesuatu yang berbahaya sehingga ini menjadikan edukasi nantinya di daerah-daerah tersebut," kata Sutopo dalam pemaparanya di Graha BNPB Jakarta, Selasa (9/10/2018).
Sementara itu, untuk perumahan BTN di wilayah Petobo, total area yang terdampak adalah 180 hektare dengan jumlah rumah yang rusak 2.050 unit. Sutopo menilai kondisi sebagian besar perumahan ini diketahui adalah lumpur kering.
"Banyak rumah yang tidak terlihat, rata dengan tanah dan tertutup lumpur dengan kedalaman hingga tiga meter," ujar Sutopo menambahkan.
Di sisi lain, daerah Jono Oge tercatat sebagai wilayah terdampak paling luas. Total area yang terkena imbas gempa seluas 202 hektare dengan perkiraan rumah yang tertimbun sebanyak 366 unit dan 168 unit rumah rusak.
"Memang wilayah ini luasnya lebih luas, tetapi dari jumlah pemukiman lebih sedikit karena kebanyakan adalah area tegalan," kata Sutopo menjelaskan.
Data terakhir per 9 Oktober 2018 mencatat jumlah korban bencana gempa Sulawesi Tengah mencapai 2.010 jiwa. Jumlah ini diperkirakan masih akan terus bertambah seiring dengan proses evakuasi yang masih berjalan.
(miq/miq) Next Article Wiranto Jelaskan Soal Kabar Penjarahan Minimarket di Palu
Most Popular