
BNPB: Dana Siap Pakai Rp 560 M untuk Bencana Palu & Donggala
Arina Yulistara, CNBC Indonesia
30 September 2018 15:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia sedang berduka karena bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Hingga saat ini, kondisi di lokasi bencana belum pulih. Total jumlah korban meninggal sampai Minggu (30/9) mencapai 832 orang meninggal dengan rincian 821 warga Palu dan 11 dari Kabupaten Donggala.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menjelaskan kalau jumlah korban kemungkinan terus bertambah.
Untuk menanggulanginya, pemerintah menyiapkan dana Rp 560 miliar.
"Ada dana siap pakai di BNPB sebesar Rp 560 miliar untuk memberikan bantuan penanganan darurat ke sana. Kita belum selesai menangani dana Lombok, sekarang Sulawesi Tengah, butuh triliunan," jelas Sutopo saat press conference di Gedung Graha BNPB, Jl. Pramuka, Jakarta Timur, Minggu (30/9/2018).
Dijelaskan pula oleh Sutopo, pemberian dana tidak semua langsung digelontorkan karena disesuaikan dengan kebutuhan setiap daerah.
Tak hanya untuk Kota Palu, tapi juga Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong, yang terkena bencana gempa dan tsunami.
"Pemberian itu disesuaikan dengan kebutuhannya. Misalnya butuh dana operasional kayak bahan bakat, sembako, dan sebagainya. Jadi nggak langsung semuanya karena itu akan dipertanggungjawabkan," kata Sutopo lagi.
Belum ada update mengenai berapa dana yang sudah digelontorkan. Jika memang dana tersebut kurang maka BNPB siap meminta ke pemerintah pusat untuk menanggulangi bencana.
Sutopo melanjutkan, dalam menangani korban tsunami, dana siap pakai akan digunakan untuk membeli kebutuhan di Makassar dan dibawa menggunakan pesawat Hercules ke posko-posko tanggap darurat penanganan bencana di kawasan Palu dan sekitarnya.
Untuk saat ini, komunikasi dengan daerah bencana masih belum stabil. Gempa kecil pun masih dirasakan warga Sulawesi Tengah. Sementara akses transportasi seperti bandara juga belum normal, hanya digunakan buat keperluan mendesak saja.
Selain itu, fenomena munculnya likuifaksi atau lumpur dari bawah tanah yang menghanyutkan bangunan membuat kondisi masih tidak stabil. Toko serta pasar pun belum beroperasi karena hal tersebut.
(ray) Next Article Wiranto Jelaskan Soal Kabar Penjarahan Minimarket di Palu
Hingga saat ini, kondisi di lokasi bencana belum pulih. Total jumlah korban meninggal sampai Minggu (30/9) mencapai 832 orang meninggal dengan rincian 821 warga Palu dan 11 dari Kabupaten Donggala.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menjelaskan kalau jumlah korban kemungkinan terus bertambah.
"Ada dana siap pakai di BNPB sebesar Rp 560 miliar untuk memberikan bantuan penanganan darurat ke sana. Kita belum selesai menangani dana Lombok, sekarang Sulawesi Tengah, butuh triliunan," jelas Sutopo saat press conference di Gedung Graha BNPB, Jl. Pramuka, Jakarta Timur, Minggu (30/9/2018).
Dijelaskan pula oleh Sutopo, pemberian dana tidak semua langsung digelontorkan karena disesuaikan dengan kebutuhan setiap daerah.
Tak hanya untuk Kota Palu, tapi juga Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong, yang terkena bencana gempa dan tsunami.
"Pemberian itu disesuaikan dengan kebutuhannya. Misalnya butuh dana operasional kayak bahan bakat, sembako, dan sebagainya. Jadi nggak langsung semuanya karena itu akan dipertanggungjawabkan," kata Sutopo lagi.
![]() |
Belum ada update mengenai berapa dana yang sudah digelontorkan. Jika memang dana tersebut kurang maka BNPB siap meminta ke pemerintah pusat untuk menanggulangi bencana.
Sutopo melanjutkan, dalam menangani korban tsunami, dana siap pakai akan digunakan untuk membeli kebutuhan di Makassar dan dibawa menggunakan pesawat Hercules ke posko-posko tanggap darurat penanganan bencana di kawasan Palu dan sekitarnya.
![]() |
Untuk saat ini, komunikasi dengan daerah bencana masih belum stabil. Gempa kecil pun masih dirasakan warga Sulawesi Tengah. Sementara akses transportasi seperti bandara juga belum normal, hanya digunakan buat keperluan mendesak saja.
Selain itu, fenomena munculnya likuifaksi atau lumpur dari bawah tanah yang menghanyutkan bangunan membuat kondisi masih tidak stabil. Toko serta pasar pun belum beroperasi karena hal tersebut.
(ray) Next Article Wiranto Jelaskan Soal Kabar Penjarahan Minimarket di Palu
Most Popular