
Kesal Polemik Terus, Kadin Lapor Jokowi Soal Impor Beras
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
25 September 2018 09:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia akan membawa persoalanĀ ketahanan panganĀ ke Presiden Joko Widodo. Kadin akan melapor bahwa data tunggal dalam ketahanan pangan termasuk impor beras memang mutlak dibutuhkan.
Terlebih, belakangan muncul polemik soal impor beras yang melibatkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
"Peran Kadin adalah menjaga kepentingan semua. Kita juga sebetulnya ingin ketahanan pangan terjaga di tahun politik, makanya kami memanggil semua pihak yang terkait," kata Ketua Umum Kadin, Rosan Roeslani, usai diskusi Ketahanan Pangan di Menara Kadin, Senin (24/9/2018).
Untuk itu, dalam diskusi yang juga dihadiri Budi Waseso serta perwakilan dari Kementan dan Kemendag, Kadin mencoba menyatukan persepsi, tidak hanya soal swasembada beras, tapi jauh lebih dari itu menyangkut swasembada nutrisi.
Rosan pun menyimpulkan bahwa permasalahan yang ada selama ini terletak pada data produksi, konsumsi, dan stok pangan yang seringkali berbeda antara Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Badan Urusan Logistik.
Padahal, data tersebut tentu menjadi rujukan pemerintah agar satu suara dalam membuat kebijakan terkait pangan.
"Akhirnya keluar suatu masalah yang mengatakan kalau nggak bisa bersatu ya sudah jalan sendiri-sendiri saja. Nah kan ini repot kita nantinya. Oleh sebab itu harus ada single data. Mutlak dibutuhkan. Satu pihak yang mengeluarkan dan semuanya harus ikut," jelas Rosan.
Selain isu ketahanan pangan, dalam diskusi tersebut juga dibicarakan bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani.
"Ini semua kita rangkum, kita masukkan rekomendasi yang komprehensif dari semua kementerian. Dalam sebulan akan kami berikan ke Pak Presiden," pungkasnya.
(ray) Next Article Ledakan PHK di RI: 6 Juta Orang Mendadak Jadi Pengangguran
Terlebih, belakangan muncul polemik soal impor beras yang melibatkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
"Peran Kadin adalah menjaga kepentingan semua. Kita juga sebetulnya ingin ketahanan pangan terjaga di tahun politik, makanya kami memanggil semua pihak yang terkait," kata Ketua Umum Kadin, Rosan Roeslani, usai diskusi Ketahanan Pangan di Menara Kadin, Senin (24/9/2018).
Untuk itu, dalam diskusi yang juga dihadiri Budi Waseso serta perwakilan dari Kementan dan Kemendag, Kadin mencoba menyatukan persepsi, tidak hanya soal swasembada beras, tapi jauh lebih dari itu menyangkut swasembada nutrisi.
Padahal, data tersebut tentu menjadi rujukan pemerintah agar satu suara dalam membuat kebijakan terkait pangan.
"Akhirnya keluar suatu masalah yang mengatakan kalau nggak bisa bersatu ya sudah jalan sendiri-sendiri saja. Nah kan ini repot kita nantinya. Oleh sebab itu harus ada single data. Mutlak dibutuhkan. Satu pihak yang mengeluarkan dan semuanya harus ikut," jelas Rosan.
Selain isu ketahanan pangan, dalam diskusi tersebut juga dibicarakan bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani.
"Ini semua kita rangkum, kita masukkan rekomendasi yang komprehensif dari semua kementerian. Dalam sebulan akan kami berikan ke Pak Presiden," pungkasnya.
(ray) Next Article Ledakan PHK di RI: 6 Juta Orang Mendadak Jadi Pengangguran
Most Popular