
Buwas Ungkap Beban Bulog Saat Harus Impor Beras
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
24 September 2018 13:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan impor beras pemerintah tampaknya menjadi beban bagi Perum Bulog, mulai dari pembiayaan, kedatangan komoditas itu di pelabuhan, hingga penyimpanan di gudang.
"Teman-teman sekarang lihat banyak ada 3-4 kapal besar, ini masalah juga. Begitu kapal bersandar, kita yang tanggung jawab," kata Dirut Bulog, Budi Waseso, usai Roundtable Ketahanan Pangan di Tahun Politik 2019, Senin (24/9/2018).
Seperti diketahui, pada tahun ini pemerintah memberi tugas ke Bulog untuk melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton.
Buwas mengatakan pengadaan impor beras itu juga menggunakan hutang dari bank dengan bunga yang terus berjalan meski beras impor tak kunjung disalurkan.
"Selama ini, kita perlu meminjam uang dari bank-bank BUMN untuk pengadaan. Pengadaan itu 1,8 juta ton impor lama, dan sudah berdatangan 1,4 juta ton, sudah di gudang saya," ujarnya.
"Tapi kalau terlalu lama disimpan, kualitas kan akan menurun. Dan bunga komersial kan juga terus berjalan," jelas Buwas.
Dia membenarkan dirinya meminta perpanjangan waktu impor beras demi mengatur antara logistik dan pemasukan perusahaan.
Sebelumnya, Buwas juga mengungkapkan beras yang diimpor pada periode awal juga sudah ada yang rusak.
Adapun sebetulnya Buwas lebih memilih menyerap produksi dalam negeri sebanyak mungkin untuk cadagan beras Bulog.
"Rakortas zaman saya sudah jadi Dirut Bulog itu tidak ada pembahasan soal gula, tidak ada soal beras."
(ray/gus) Next Article Tolak Impor Beras, Buwas Sebut Bisa Kerja Sendiri
"Teman-teman sekarang lihat banyak ada 3-4 kapal besar, ini masalah juga. Begitu kapal bersandar, kita yang tanggung jawab," kata Dirut Bulog, Budi Waseso, usai Roundtable Ketahanan Pangan di Tahun Politik 2019, Senin (24/9/2018).
Seperti diketahui, pada tahun ini pemerintah memberi tugas ke Bulog untuk melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton.
Buwas mengatakan pengadaan impor beras itu juga menggunakan hutang dari bank dengan bunga yang terus berjalan meski beras impor tak kunjung disalurkan.
"Selama ini, kita perlu meminjam uang dari bank-bank BUMN untuk pengadaan. Pengadaan itu 1,8 juta ton impor lama, dan sudah berdatangan 1,4 juta ton, sudah di gudang saya," ujarnya.
"Tapi kalau terlalu lama disimpan, kualitas kan akan menurun. Dan bunga komersial kan juga terus berjalan," jelas Buwas.
Dia membenarkan dirinya meminta perpanjangan waktu impor beras demi mengatur antara logistik dan pemasukan perusahaan.
Sebelumnya, Buwas juga mengungkapkan beras yang diimpor pada periode awal juga sudah ada yang rusak.
Adapun sebetulnya Buwas lebih memilih menyerap produksi dalam negeri sebanyak mungkin untuk cadagan beras Bulog.
"Rakortas zaman saya sudah jadi Dirut Bulog itu tidak ada pembahasan soal gula, tidak ada soal beras."
(ray/gus) Next Article Tolak Impor Beras, Buwas Sebut Bisa Kerja Sendiri
Most Popular