Internasional

Tak Ada Usaha Damai, Perang Dagang AS-China Tambah Panas

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
24 September 2018 14:56
Tarif impor terbaru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke China mulai diberlakukan pada hari Senin (24/9/2018).
Foto: Presiden Donald Trump menyampaikan pidatonya di samping bendera AS dan China saat dia dan Presiden Cina Xi Jinping bertemu. REUTERS/Damir Sagolj/File Photo
Washington, CNBC Indonesia - Tarif impor terbaru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke China mulai diberlakukan pada hari Senin (24/9/2018). Bea masuk tersebut menambah produk impor China sebanyak US$200 miliar (Rp 2.976 triliun) ke dalam perang dagang yang membayangi perekonomian global.

Serangan terbaru ke Beijing itu menyebabkan jumlah produk China yang terkena tarif impor menjadi lebih dari US$250 miliar, atau sekitar setengah dari total ekspor China ke AS. Konsumen pun semakin banyak yang merasakan dampak tarif impor ini secara langsung.



Sepanjang tahun ini saja, Trump sudah menyerang 12% dari total impor AS.

Seakan menantang kekhawatiran tentang dampak perang dagang ke ekonomi AS, Trump mengancam akan menyerang 100% produk impor dari China jika Negara Tirai Bambu itu menolak mengubah kebijakan yang dia sebut merugikan industri AS, khususnya tentang pencurian teknologi AS.

"Praktik-praktik ini sepenuhnya memberi ancaman besar ke kesehatan dan kemakmuran jangka panjang perekonomian Amerika Serikat," katanya saat mengumumkan tarif impor pekan lalu.

"Kami akan memenangkannya," kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo kepada Fox News, dilansir dari AFP.

"Kami akan memperoleh sebuah hasil yang memaksa China untuk bertindak dengan cara yang, jika Anda ingin menjadi kuat atau kekuatan global, transparan, sesuai hukum, Anda tidak mencuri kekayan intelektual."

Tak Ada Usaha Damai, Perang Dagang AS-China Tambah PanasFoto: Aristya Rahadian Krisabella
Beijing sudah berjanji untuk menyerang balik pada hari Senin dengan bea masuk ke produk impor AS senilai US$60 miliar. Sehingga, total produk impor AS yang terkena bea masuk akan menjadi US$110 miliar, atau nyaris setara dengan semua produk yang China beli dari AS.

Namun, Trump mengingatkan dia bisa meningkatkan pertaruhan ke "fase ketiga" dengan menerapkan bea masuk ke produk impor China senilai US$267 miliar, atau seluruh produk yang dibeli AS dari China.

Dialog antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu nampak tidak berjalan lancar. Beijing membatalkan kunjungan tim negosiasi China yang sebelumnya dijadwalkan tanggal 27-28 September di Washington, kata The Wall Street Journal.

Diskusi yang sebelumnya dilakukan di akhir Agustus pun tidak efektif.

Dalam konteks tersebut, Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF) telah memperingatkan tentang potensi "ongkos ekonomi yang signifikan," termasuk pertumbuhan yang melambat.



"Jika ketegangan terus meningkat, ongkos ekonomi untuk kedua negara dan seluruh dunia akan segera bertambah," kata Juru Bicara IMF Gerry Rice pekan lalu.

Sementara itu, Fitch Ratings telah memangkas proyeksi pertumbuhan untuk China dan seluruh dunia di tahun 2019.

"Kebijakan dagang proteksionis AS sudah mencapai titik di mana mereka memberi dampak material terhadap proyeksi pertumbuhan global yang masih kuat," tulis Fitch dalam laporannya di hari Jumat (21/9/2018).


Daftar target

Serangkaian produk China akan terserang tarif impor 10% sampai akhir tahun ini, sebelum naik menjadi 25% per tanggal 1 Januari 2019.

Tak Ada Usaha Damai, Perang Dagang AS-China Tambah PanasSmartwatch Apple (Foto: REUTERS/Issei Kato)
Beragam produk masuk ke dalam daftar serangan, termasuk miliaran penerima data suara buatan China, modul memory komputer, pemroses data otomatis, dan aksesoris peralatan kantor seperti mesin fotokopi dan penyimpan uang. Alhasil, harga produk-produk sejuta umat itu pun akan semakin mahal.

Meskipun begitu, menyusul keluhan dari ribuan perusahaan AS, termasuk Apple dan Walmart, sebanyak 300 lini produk dihapus dari daftar target.

Produk yang selamat dari target tersebut termasuk jam tangan pintar (smartwatch) dan perangkat Bluetooth, misalnya iPhone dan Fitbit. Produk lain yang dicoret dari daftar tersebut adalah produk keamanan anak seperti kursi tinggi, kursi mobil dan kotak permainan, serta produk kesehatan dan keamanan seperti helm sepeda, kata para pejabat AS.



Keluarnya produk smartwatch dan headphone nirkabel menggambarkan sebuah kemenangan untuk raksasa teknologi Apple, hanya dalam hitungan beberapa hari setelah perusahaan itu mengumumkan model smartwatch dan tiga iPhone terbaru. Hal tersebut dilakukan sebagai bagian dari upaya perlawanan setelah sempat terpeleset ke posisi ketiga di antara para produsen smartphone global.

Walmart, peritel terbesar di dunia, juga memperingatkan "dampak merugikan" terhadap konsumen jika tarif impor dikenakan ke sejumlah produk. Namun, banyak produk seperti tas tangan, koper, produk rambut, makanan anjing, dan rantai anjing yang masih bertengger di daftar final.
(prm) Next Article AS Jatuhkan Bea Impor Baru, China Gelar Rapat Dadakan

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular