China Sebut AS Lakukan Bullying, Rupiah Tambah Lemah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 September 2018 14:12
China Sebut AS Lakukan Bullying, Rupiah Tambah Lemah
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kian melemah pada perdagangan awal pekan ini. Perang dagang AS vs China yang memanas membuat investor semakin enggan mengambil risiko. 

Pada Senin (24/9/2018) pukul 13:46 WIB, US$ 1 berada di Rp 14.875 di perdagangan pasar spot. Rupiah sudah melemah 0,4% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. 

Kala pembukaan pasar spot, rupiah hanya melemah 0,06%. Namun setelah itu, rupiah semakin jauh terseret arus penguatan dolar AS yang menyapu mata uang dunia. 

Meski depresiasi rupiah semakin dalam, ternyata mata uang Asia lainnya lebih parah. Sebelumnya rupiah menjadi mata uang terlemah kedua Asia, tetapi sekarang sedikit membaik jadi terlemah ketiga. Rupiah kini lebih baik dibandingkan rupee India dan won Korea Selatan.


Berikut perkembangan kurs dolar AS dibandingkan beberapa mata uang utama Asia pada pukul 13:49 WIB: 

 

Penguatan dolar AS semakin ada dan tampak nyata. Pada pukul 13:52 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,12%. 

Investor semakin cemas kala China kian galak kepada AS. Hari ini, Dewan Negara China menerbitkan buku putih mengenai friksi dagang dengan Negeri Paman Sam.  

Dalam dokumen tersebut, dikatakan bahwa Beijing sejatinya bersedia untuk memulai kembali pembicaraan damai dagang dengan Washington. Syaratnya, pembicaraan tersebut harus berdasarkan penghormatan dan kesetaraan. 

Namun hari ini AS mulai menerapkan bea masuk 10% bagi impor produk-produk China dengan nilai total US$ 200 miliar. China pun membalas dengan bea masuk 10% untuk importasi produk-produk made in USA senilai US$ 60 miliar. 

Kebijakan AS mendapat kecaman keras dari China. Mengutip Xinhua, China menilai kelakuan AS sebagai bentuk penindasan dagang (trade bullyism). Dengan ancaman bea masuk, AS dituding mencoba mengintimidasi negara-negara lain untuk mendapatkan keinginannya. 

China pun sudah menarik diri dari rencana pertemuan dengan AS di Washington beberapa waktu ke depan. Belum lama ini, AS memang mengirimkan undangan kepada China untuk berdialog seputar isu-isu perdagangan. Namun bea masuk baru yang diterapkan AS membuat China enggan berdialog untuk saat ini. 

Semakin panasnya hubungan dagang AS-China yang seolah tanpa penyelesaian dalam waktu dekat membuat investor cemas. Perang dagang masih jauh dari kata usai, dan pertumbuhan ekonomi global dipertaruhkan. 

Oleh karena itu, investor pun keluar dari aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia. Akibatnya, rupiah semakin melemah meski mata uang Asia lainnya terdepresiasi lebih dalam.

TIM RISET CNBC INDONESIA



Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular