China Sebut AS Lakukan Bullying, Rupiah Tambah Lemah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 September 2018 14:12
Perang Dagang AS-China Makin Sengit
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Penguatan dolar AS semakin ada dan tampak nyata. Pada pukul 13:52 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,12%. 

Investor semakin cemas kala China kian galak kepada AS. Hari ini, Dewan Negara China menerbitkan buku putih mengenai friksi dagang dengan Negeri Paman Sam.  

Dalam dokumen tersebut, dikatakan bahwa Beijing sejatinya bersedia untuk memulai kembali pembicaraan damai dagang dengan Washington. Syaratnya, pembicaraan tersebut harus berdasarkan penghormatan dan kesetaraan. 

Namun hari ini AS mulai menerapkan bea masuk 10% bagi impor produk-produk China dengan nilai total US$ 200 miliar. China pun membalas dengan bea masuk 10% untuk importasi produk-produk made in USA senilai US$ 60 miliar. 

Kebijakan AS mendapat kecaman keras dari China. Mengutip Xinhua, China menilai kelakuan AS sebagai bentuk penindasan dagang (trade bullyism). Dengan ancaman bea masuk, AS dituding mencoba mengintimidasi negara-negara lain untuk mendapatkan keinginannya. 

China pun sudah menarik diri dari rencana pertemuan dengan AS di Washington beberapa waktu ke depan. Belum lama ini, AS memang mengirimkan undangan kepada China untuk berdialog seputar isu-isu perdagangan. Namun bea masuk baru yang diterapkan AS membuat China enggan berdialog untuk saat ini. 

Semakin panasnya hubungan dagang AS-China yang seolah tanpa penyelesaian dalam waktu dekat membuat investor cemas. Perang dagang masih jauh dari kata usai, dan pertumbuhan ekonomi global dipertaruhkan. 

Oleh karena itu, investor pun keluar dari aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia. Akibatnya, rupiah semakin melemah meski mata uang Asia lainnya terdepresiasi lebih dalam.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular