Internasional

Kanada Ngotot Soal Bea Otomotif, Kesepakatan NAFTA Masih Jauh

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
21 September 2018 07:10
Kanada dan Amerika Serikat (AS) menunjukkan tanda-tanda belum akan segera menyepakati versi baru Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).
Foto: Menlu Kanada Chrystia Freeland (REUTERS/Chris Wattie)
Washington, CNBC Indonesia - Kanada dan Amerika Serikat (AS) menunjukkan tanda-tanda belum akan segera menyepakati versi baru Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). Pejabat Kanada dengan tegas meminta AS menarik ancaman pengenaan bea impor otomotif sebelum mencapai kata sepakat, menurut beberapa sumber.

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump ingin dapat menyepakati naskah NAFTA akhir September ini namun beberapa perbedaan besar masih belum terselesaikan.



"Kami membicarakan beberapa isu yang alot hari ini," kata Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland setelah bertemu Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, dikutip dari Reuters.

Freeland yang telah mengunjungi Washington empat minggu berturut-turut untuk merundingkan NAFTA tidak menjelaskan lebih lanjut maksud pernyataannya.

Sementara beberapa tenggat waktu telah terlewati dalam negosiasi yang berlangsung lebih dari setahun untuk memperbarui NAFTA, tekanan agar Kanada menyepakati perjanjian itu semakin besar. Sebagian di antaranya disebabkan oleh keinginan untuk memasukkan perjanjian itu ke Kongres AS sebelum pemerintahan baru Meksiko dilantik 1 Desember mendatang.

Namun, Kanada mengatakan tidak merasa terikat oleh tenggat waktu baru itu. Freeland menegaskan fokusnya adalah menyepakati perjanjian yang menguntungkan bagi masyarakat Kanada.

Trump berulang kali mengancam akan keluar dari NAFTA kecuali perubahan-perubahan besar dilakukan agar perjanjian itu tidak merugikan lapangan kerja dan industri AS.



Ia telah berhasil mencapai kata sepakat dengan Meksiko bulan lalu dan mengancam akan mengucilkan Kanada bila diperlukan. Ia juga mengatakan akan mengenakan bea impor 25% terhadap ekspor otomotif Kanada yang akan memukul ekonomi negara tetangganya itu.
(prm) Next Article Presiden Terpilih Meksiko Ajak Kanada Bergabung di NAFTA Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular