Gaduh di Pemerintahan Soal Beras Impor, Ini Reaksi Darmin
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 September 2018 08:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog), Budi Waseso, memiliki pendapat yang bertolak belakang dengan pemerintah soal keputusan impor beras.
Buwas, sapaan Budi Waseso, menilai Indonesia tidak memerlukan impor beras karena stok yang ada di dalam negeri sudah cukup.
Sementara itu Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengatakan keputusan impor didasari keputusan rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution.
Maka dari itu, Darmin adalah pihak yang bisa juga dimintai pendapat terkait dengan perjalanan impor beras ini.
Di Kantor Kemenko Perekonomian, Rabu malam (19/9/2018), Menko Darmin menceritakan asal mula keputusan impor beras.
Stok beras, kata Darmin, pada Kuartal III-2017 tercatat 978 ribu ton atau jauh dari jumlah ideal 2 juta ton.
Kemudian, pada 15 Januari 2018 digelar rakor di mana saat itu posisi stok beras sudah berkurang menjadi 903 ribu ton.
"Harga waktu itu adalah Rp 11.300/kg. Jangan lupa ini medium loh, medium itu harganya Rp 9.450," ungkap Darmin.
Oleh karena itu, melihat stok yang terus turun dan jauh di bawah angka ideal serta harga yang semakin naik, maka pemerintah memutuskan untuk mengimpor 500 ribu ton beras.
Kemudian, pada Maret stok Bulog ternyata turun menjadi 590 ribu ton karena beras impor belum masuk sebab negara eksportir juga tengah panen raya.
Pada perjalanannya, kata Darmin, pemerintah kemudian memutuskan harus ada impor lagi sebanyak 1 juta ton.
Seiring dengan hal itu maka pada rapat Agustus 2018 diketahui stok Bulog mencapai 2,2 juta ton sudah termasuk impor meskipun belum semuanya masuk.
Darmin sendiri menyayangkan kebijakan impor beras ini menjadi gaduh.
"Kalau enggak ada impornya, isinya 800 ribu ton. Ngerti gak? Menurut saya, Ini gak perlu digaduh ini. Gudang penuh karena impor. Kalau tidak impor waktu itu, repot kita. Jadi itu sudah dengan pertimbangan matang, walaupun kementerian terkait bilang oh 3 bulan produksinya 13,7 juta ton. Kalau 13,7 juta ton ya beli dong. Kita minta hanya 2,2 juta ton," katanya.
(ray/roy) Next Article Buwas Klaim Urusan 20 Ribu Ton Beras Rusak Bulog Sudah Beres
Buwas, sapaan Budi Waseso, menilai Indonesia tidak memerlukan impor beras karena stok yang ada di dalam negeri sudah cukup.
Sementara itu Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengatakan keputusan impor didasari keputusan rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution.
![]() |
Di Kantor Kemenko Perekonomian, Rabu malam (19/9/2018), Menko Darmin menceritakan asal mula keputusan impor beras.
Stok beras, kata Darmin, pada Kuartal III-2017 tercatat 978 ribu ton atau jauh dari jumlah ideal 2 juta ton.
Kemudian, pada 15 Januari 2018 digelar rakor di mana saat itu posisi stok beras sudah berkurang menjadi 903 ribu ton.
"Harga waktu itu adalah Rp 11.300/kg. Jangan lupa ini medium loh, medium itu harganya Rp 9.450," ungkap Darmin.
Oleh karena itu, melihat stok yang terus turun dan jauh di bawah angka ideal serta harga yang semakin naik, maka pemerintah memutuskan untuk mengimpor 500 ribu ton beras.
Kemudian, pada Maret stok Bulog ternyata turun menjadi 590 ribu ton karena beras impor belum masuk sebab negara eksportir juga tengah panen raya.
Pada perjalanannya, kata Darmin, pemerintah kemudian memutuskan harus ada impor lagi sebanyak 1 juta ton.
Seiring dengan hal itu maka pada rapat Agustus 2018 diketahui stok Bulog mencapai 2,2 juta ton sudah termasuk impor meskipun belum semuanya masuk.
Darmin sendiri menyayangkan kebijakan impor beras ini menjadi gaduh.
"Kalau enggak ada impornya, isinya 800 ribu ton. Ngerti gak? Menurut saya, Ini gak perlu digaduh ini. Gudang penuh karena impor. Kalau tidak impor waktu itu, repot kita. Jadi itu sudah dengan pertimbangan matang, walaupun kementerian terkait bilang oh 3 bulan produksinya 13,7 juta ton. Kalau 13,7 juta ton ya beli dong. Kita minta hanya 2,2 juta ton," katanya.
(ray/roy) Next Article Buwas Klaim Urusan 20 Ribu Ton Beras Rusak Bulog Sudah Beres
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular