Perang Dagang, China Bakal Sasar Perusahaan Teknologi AS

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
18 September 2018 19:52
Goldman Sach sebut China akan menyasar perusahaan teknologi AS untuk perang dagang babak berikutnya.
Foto: REUTERS/Carlos Barria/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - China diproyeksi akan menyasar perusahaan teknologi Amerika Serikat sebagai serangan balasan mereka dan akan berdampak ke saham-saham perusahaan tersebut, ujar pakar strategi equity senior Goldman Sachs Peter Oppenheimer.

Dilansir dari CNBC Internasional, Selasa (18/9/2018), Peter mengatakan China bisa menerapkan tarif bea masuk yang tinggi untuk industri komponen yang berdampak pada rantai pasokan. Perusahaan teknologi AS disebut bisa menjadi yang terkena dampak pertama.



"Targetnya mungkin perusahaan teknologi yang telah menjadi pendorong utama pasar ekuitas yang meningkat dan telah kita lihat di AS dan di negara lain," kata Oppenheimer.

China mengatakan tidak ada pilihan selain membalas bea masuk terbaru AS yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump pada Senin. Washington dapat menerapkan 10% bea masuk pada barang China senilai US$200 miliar (Rp 2.973 triliun), dan ditingkatkan menjadi 25% pada akhir tahun.

Sebelumnya, AS telah menerapkan bea masuk sebesar US$50 miliar pada barang China yang telah dibalas oleh China dengan hal serupa.

Oppenheimer mengatakan efek langsung lainnya atas respon China dapat meningkatkan biaya barang di toko-toko AS dan bisa membuat sedikit kenaikan inflasi.

"Mungkin dimulai dengan jumlah yang kecil. Tetapi saat ini, inflasi sedang meningkat dalam ekonomi yang tengah berkembang dalam 9 tahun. Ini adalah Momentum yang sangat kuat untuk mendukung ekspektasi inflasi dan suku bunga." tambanya.

Seharusnya pengaruh langsung bea masuk pada pertumbuhan global relatif kecil, menurut Oppenheimer. Namun dia memperingatkan dampak lanjutan pada keyakinan dan keputusan investasi bisa menjadi hambatan pada aset berisiko tinggi.

"Saya berpikir itu alasan pasar menyiratkan lebih banyak dampak daripada mayoritas model perdagangan yang disarankan pada tahap ini," katanya.

Oppenheimer mengatakan hanya akan ada imbal hasil kecil dalam jangka menengah dan menyarankan investor untuk memperbanyak uang tunai, saham dan komoditas. Ketika obligasi pemerintah dan kredit lainnya lesu.

Dalam basis taktis, Oppenheimer mengatakan akan ada peluang di pasar saham dan mata uang negara berkembang, yang "mulai terlihat murahan."
(gus) Next Article Jika Perang Dagang adalah Mimpi Buruk, Corona adalah Neraka!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular