Realisasi Kewajiban B20 Pertamina Capai 80%

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
16 September 2018 13:43
Perluasan atas program tersebut diketahui telah dilakukan sejak awal September lalu untuk berbagai sektor, seperti alat berat.
Foto: Peluncuran Mandatori B20 di Lapangan Kementerian Keuangan, Jumat (31/8/2018) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Batam, CNBC Indonesia - Mandatori bauran diesel dan 20% minyak kelapa sawit atau Biodiesel 20% (B20) oleh PT Pertamina (Persero) telah mencapai 80%, terhitung sejak awal tahun. Perluasan atas program tersebut diketahui telah dilakukan sejak awal September lalu untuk berbagai sektor, seperti alat berat.

Direktur Logistik, Supply Chain, & Infrastruktur Pertamina Gandhi Sriwidodo mengatakan selama periode Januari hingga 14 September 2018, Pertamina telah menggunakan FAME untuk campuran Solar sekitar 1,8 juta KL atau 80% dari target periode berjalan, yaitu berkisar 2,265 juta KL.



"Pertamina selalu berupaya maksimal dan berkomitmen penuh menjalankan setiap penugasan yang diberikan pemerintah. Termasuk menjadi penggerak dalam program mandatori B20," kata Gandhi dikutip dari siaran pers kegiatan pemantauan perluasan B20, di Terminal BBM Kabil, Batam, Minggu (16/9/2018).

Ia menambahkan, pencampuran FAME ke bahan bakar jenis diesel ini memang bukan hal yang baru bagi Pertamina. Sejak beberapa tahun lalu, Pertamina sudah melaksanakannya untuk bahan bakar jenis diesel PSO.

Dalam kesempatan sama, Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto menyampaikan hal yang sama. Bahkan, dia yakin target bisa terpenuhi di akhir tahun.

"Dalam pemantauan kami perluasan B20 yang dicapai Pertamina sudah 80% dari target periode berjalan, saya optimis bisa 100% di akhir tahun 2018 nanti," ungkap Djoko.

B20 Penyelaman Devisa NegaraFoto: Infografis/B20 SANG PENYELAMAT RUPIAH/Aristya Rahadian Krsabella
B20 Penyelamat Devisa Negara

Program mandatori B20 yang dicanangkan pemerintah bertujuan untuk percepatan pemanfaatan green energy sekaligus menghemat devisa, dengan pengurangan potensi impor solar.

Langkah yang dilakukan yakni mendorong pencampuran FAME (Fatty Acid Methyl Ester) baik untuk Bahan Bakar Diesel baik PSO (Public Service Obligations/Subsidi) maupun non-PSO.

"Saya berharap Pertamina melaksanakan program ini dengan sungguh-sungguh yang nantinya dapat menekan impor solar dan berimbas pada penghematan devisa," pungkas Djoko.



(prm) Next Article Konsumsi B30 untuk Pembangkit PLN Terus Meningkat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular