Hingga Juni 2019, Serapan Biodiesel Capai 46% Target
10 July 2019 15:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mencatat, terhitung sejak Januari 2019 sampai dengan 30 Juni 2019, serapan biodiesel ada di 2,9 juta kiloliter (kl).
"Itu sekitar 46,78% dari target yang sebesar 6,2 juta kl," ujar Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Andriah Feby saat dijumpai di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (10/7/2019).
Adapun, sebelumnya, pemerintah juga sudah melakukan uji coba penggunaan B30 pada kendaraan bermesin diesel. Penggunaan B30 ini dinilai mampu menghemat impor hingga senilai Rp 70 triliun.
Ditargetkan penggunaan bahan bakar B30 dilakukan di tahun depan.
Kepala Badan Litbang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menjelaskan volume impor solar tahun depan bisa hemat 8-9 juta kilo liter (kl). Dengan asumsi harga solar per liter Rp 8.900, maka nilainya sebesar Rp 70 triliun setara dengan US$ 6 miliar.
"Kalau B30 berjalan maka 8-9 juta kl akan bisa kita hindari di impor solar. Harga Rp 8.900 per liter tinggal dikalikan 8-9 juta KL. Jadi sekitar Rp 70 triliunan," ungkap Dadan dalam Konferensi Pers usai Launching Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30 di Kementerian ESDM, Kamis (13/6/2019).
Menteri ESDM Ignatius Jonan juga pernah menyampaikan penggunaan bahan bakar B30 akan menurunkan defisit neraca perdagangan akibat impor bahan bakar yang selama ini dilakukan.
(gus)
"Itu sekitar 46,78% dari target yang sebesar 6,2 juta kl," ujar Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Andriah Feby saat dijumpai di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (10/7/2019).
Adapun, sebelumnya, pemerintah juga sudah melakukan uji coba penggunaan B30 pada kendaraan bermesin diesel. Penggunaan B30 ini dinilai mampu menghemat impor hingga senilai Rp 70 triliun.
Ditargetkan penggunaan bahan bakar B30 dilakukan di tahun depan.
Kepala Badan Litbang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menjelaskan volume impor solar tahun depan bisa hemat 8-9 juta kilo liter (kl). Dengan asumsi harga solar per liter Rp 8.900, maka nilainya sebesar Rp 70 triliun setara dengan US$ 6 miliar.
"Kalau B30 berjalan maka 8-9 juta kl akan bisa kita hindari di impor solar. Harga Rp 8.900 per liter tinggal dikalikan 8-9 juta KL. Jadi sekitar Rp 70 triliunan," ungkap Dadan dalam Konferensi Pers usai Launching Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30 di Kementerian ESDM, Kamis (13/6/2019).
Menteri ESDM Ignatius Jonan juga pernah menyampaikan penggunaan bahan bakar B30 akan menurunkan defisit neraca perdagangan akibat impor bahan bakar yang selama ini dilakukan.
Artikel Selanjutnya
Eropa Larang Biofuel Sawit, Proyek Eni-Pertamina Kena Dampak?
(gus)