B20 Diklaim Berhasil, Negara Hemat Rp 28,4 Triliun di 2018
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
08 January 2019 13:54
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim program B20 berhasil. Klaim itu tergambar dari laporan realisasi produksi dan penggunaan biodiesel sepanjang tahun lalu.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, produksi biodiesel 2018 mencapai 6 juta kiloliter (kl). Nilai itu lebih tinggi dari target, yaitu 5,7 juta kl.
Tahun depan, ESDM memproyeksikan jumlah produksi bahan bakar nabati (BBN) alias biodiesel tahun ini sebesar 7,37 juta kiloliter (KL). Demikian disampaikan Rida dalam keterangan pers di kantor EBTKE, Jakarta, Selasa (8/1/2019).
Lebih lanjut, dia menjelaskan, produksi BBN tersebut memang tidak serta merta yang diserap untuk B20, pemanfaatannya untuk dalam negeri dan ekspor.
Memerinci lebih jauh, total penggunaan biodiesel di dalam negeri tercatat sebesar 4,02 juta KL, dengan 3,5 juta KL di antaranya adalah pemakaian B20 baik untuk PSO dan non-PSO, sedangkan sisanya digunakan untuk pemakaian pabrik biodiesel itu sendiri.
Adapun, dengan implementasi perluasan penggunaan B20, tercatat pemerintah mampu menghemat Rp 28,4 triliun di 2018. Penghematan tersebut terjadi karena berkurangnya impor solar.
"(B20) sedikit banyak tujuannya kurangi impor solar. Impor solar pasti perlu devisa. Ada 4,02 juta KL yang gunakan biodiesel di dalam negeri, dan mampu hemat biaya sampai Rp 28,4 triliun, lumayan," kata Rida.
Dengan capaian tersebut, Rida menganggap program perluasan penggunaan B20 berhasil sejauh ini. Diharapkan penyerapannya bisa meningkat di 2019.
(miq/miq) Next Article Jokowi Revisi Aturan Penggunaan Dana Sawit untuk Percepat B20
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, produksi biodiesel 2018 mencapai 6 juta kiloliter (kl). Nilai itu lebih tinggi dari target, yaitu 5,7 juta kl.
Tahun depan, ESDM memproyeksikan jumlah produksi bahan bakar nabati (BBN) alias biodiesel tahun ini sebesar 7,37 juta kiloliter (KL). Demikian disampaikan Rida dalam keterangan pers di kantor EBTKE, Jakarta, Selasa (8/1/2019).
Lebih lanjut, dia menjelaskan, produksi BBN tersebut memang tidak serta merta yang diserap untuk B20, pemanfaatannya untuk dalam negeri dan ekspor.
Memerinci lebih jauh, total penggunaan biodiesel di dalam negeri tercatat sebesar 4,02 juta KL, dengan 3,5 juta KL di antaranya adalah pemakaian B20 baik untuk PSO dan non-PSO, sedangkan sisanya digunakan untuk pemakaian pabrik biodiesel itu sendiri.
Adapun, dengan implementasi perluasan penggunaan B20, tercatat pemerintah mampu menghemat Rp 28,4 triliun di 2018. Penghematan tersebut terjadi karena berkurangnya impor solar.
"(B20) sedikit banyak tujuannya kurangi impor solar. Impor solar pasti perlu devisa. Ada 4,02 juta KL yang gunakan biodiesel di dalam negeri, dan mampu hemat biaya sampai Rp 28,4 triliun, lumayan," kata Rida.
Dengan capaian tersebut, Rida menganggap program perluasan penggunaan B20 berhasil sejauh ini. Diharapkan penyerapannya bisa meningkat di 2019.
 Foto: Infografis/B20 SANG PENYELAMAT RUPIAH/Aristya Rahadian Krsabella |
(miq/miq) Next Article Jokowi Revisi Aturan Penggunaan Dana Sawit untuk Percepat B20
Most Popular