Stunting Rugikan Rp 300 T, Pemerintah Gelar Kampanye Nasional

Arys Aditya, CNBC Indonesia
16 September 2018 11:36
Pemerintah menggalakkan pemberantasan gagal tumbuh bagi anak atau stunting dengan menggelar Kampanye Nasional Pencegahan Stunting, Minggu (16/9).
Ilustrasi Balita Penderita Gizi Buruk (Foto: REUTERS/Khaled Abdullah)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menggalakkan pemberantasan gagal tumbuh bagi anak atau stunting dengan menggelar Kampanye Nasional Pencegahan Stunting, Minggu (16/9/2018).

Dalam agenda tersebut, hadir Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.



Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak usia bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama. Stunting menghambat perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Tinggi badan balita stunting lebih rendah daripada standar umurnya.

Ketika beranjak dewasa anak stunting rentan terhadap penyakit, kurang berprestasi di sekolah, rentan mengalami kegemukan, dan ketika dewasa lebih mudah terkena berbagai penyakit tidak menular, seperti jantung dan diabetes.

Moeldoko mengatakan Kampanye Nasional Pencegahan Stunting mendesak dilakukan saat ini karena BPS mencatat satu dari tiga anak bawah lima tahun (balita) Indonesia masih mengalami stunting, atau mencapai sembilan juta balita.

"Stunting tidak hanya terjadi pada anak dari keluarga miskin. Stunting juga terjadi pada anak keluarga kaya, di kota maupun di desa," kata Moeldoko, dikutip dari siaran pers KSP.

Pada usia produktifnya, anak stunting berpenghasilan 20% lebih rendah daripada anak yang tumbuh optimal. Stunting bisa menurunkan produk domestik bruto (PDB) negara sebesar 3%. Bagi Indonesia, kerugian akibat stunting mencapai sebesar Rp 300 triliun per tahun.



Kampanye Nasional Pencegahan Stunting ini sekaligus implementasi dari Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo 16 Agustus 2018 lalu yang menegaskan bahwa pembangunan SDM diawali sejak dari kandungan.

"Kalau kita cegah stunting dari sekarang, pada tahun 2040 nanti, ketika anak-anak ini berusia 22 tahun, mereka akan jauh lebih hebat daripada generasi sebelumnya. Ini investasi jangka panjang kita sebagai bangsa," jelas Moeldoko.
(prm) Next Article Terungkap, 54% Angkatan Kerja RI Pernah 'Kurang Gizi'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular