
Hati-hati Milenial, Pernikahan Dini Jadi Penyebab Anak Kerdil
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
21 July 2018 16:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menilai, pernikahan diri merupakan penyebab serius yang bisa mengakibatkan stunting (gangguan pertumbuhan). Pasalnya, wanita yang menikah dini tidak memiliki kondisi yang optimal untuk melahirkan anak.
"Salah satu penyebab stunting adalah pernikahan dini, karena kondisi (tubuh) tidak dalam keadaan full sehingga berpotensi stunting,"ujar Bambang di Jakarta Convention Center, Sabtu (21/4/2018).
Akibat dari adanya stunting, masyarakat yang tidak miskin menjadi miskin. Sedangkan yang sudah miskin akan meneruskan kemiskinannya.
Pernikahan dini pula, menurut Bambang bisa menyebabkan perempuan untuk berhenti sekolah. Apabila sudah berhenti sekolah, maka kualitas pendidikannya akan menurun.
Padahal menurut Bambang, perempuan merupakan sumber daya potensial dalam bidang pembangunan dan ekonomi yang tidak hanya berkontribusi positif terhadap keluarga, tetapi juga kepada masyarakat. "Harusnya potensi tersebut harus diikuti jaminan akses pendidikan dan kesehatan," kata Bambang.
(hps/hps) Next Article Hai Para Jomblo, Ingat Biaya Nikah Naik 20% Tiap Tahun!
"Salah satu penyebab stunting adalah pernikahan dini, karena kondisi (tubuh) tidak dalam keadaan full sehingga berpotensi stunting,"ujar Bambang di Jakarta Convention Center, Sabtu (21/4/2018).
Akibat dari adanya stunting, masyarakat yang tidak miskin menjadi miskin. Sedangkan yang sudah miskin akan meneruskan kemiskinannya.
"Karena untuk menumbuhkembangkan anak, tidak hanya memperbaiki gizi, namun dari akarnya yang masih terganggu karena pernikahan dini,"kata dia.
Pernikahan dini pula, menurut Bambang bisa menyebabkan perempuan untuk berhenti sekolah. Apabila sudah berhenti sekolah, maka kualitas pendidikannya akan menurun.
Padahal menurut Bambang, perempuan merupakan sumber daya potensial dalam bidang pembangunan dan ekonomi yang tidak hanya berkontribusi positif terhadap keluarga, tetapi juga kepada masyarakat. "Harusnya potensi tersebut harus diikuti jaminan akses pendidikan dan kesehatan," kata Bambang.
(hps/hps) Next Article Hai Para Jomblo, Ingat Biaya Nikah Naik 20% Tiap Tahun!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular