
Target Produksi Gula 2019 Naik Jadi 3,8 Juta Ton
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
12 September 2018 20:25

Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian Pertanian menargetkan produksi gula nasional pada tahun depan sebesar 3,8 juta ton.
Target ini terbilang cukup ambisius, naik 72,73% dari estimasi realisasi produksi tahun ini yang mencapai 2,2 juta ton.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Bambang mengatakan produksi gula untuk tahun ini dapat meningkat dari 2,1 juta ton di tahun lalu karena adanya peningkatan produksi di beberapa daerah serta investasi pemerintah melalui intensifikasi.
Adapun untuk tahun depan, pihaknya optimistis bisa memenuhi target tersebut karena adanya beberapa pengembangan Pabrik Gula (PG) baru di Blitar, Lamongan, Oki - Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Tenggara, dan NTT.
"Ini kita harapkan bisa memotivasi petani untuk menanam tebu, tambahan area yang sebelumnya untuk pengembangan komoditi lainnya. Selain itu, penambahan area inti di beberapa lokasi pabrik baru kita harapkan bisa mengangkat produksi. Terakhir, dukungan investasi yang masih kita harapkan, selisih antara kebutuhan dengan pagu anggaran kita harapkan ditutup oleh swasta," jelasnya usai raker dengan Komisi IV di Gedung DPR, Rabu (12/9/2018).
Bambang mengaku pihaknya belum mengidentifikasi total tambahan luas lahan tanam yang diperlukan untuk mendukung peningkatan target produksi tersebut.
"Yang pasti, dengan areal tambahan untuk PG-PG baru, walaupun dia belum mengolah, tapi tanaman tebu yang ada sudah bisa digiling ke pabrik lain," ujarnya.
Dia menargetkan luas kebun tebu secara nasional di tahun depan dapat mencapai 450 ribu hektar, atau hanya bertambah seluas 30 ribu hektar dari tahun ini yang seluas 420 ribu hektar.
"Tahun ini sekitar 420an [ribu hektar] ya, kita berharap tahun depan ada ekstensifikasi sehingga bisa bertambah menjadi 450an ribu hektar," jelasnya.
Bambang berharap, dengan peningkatan produksi menjadi 3,8 juta ton di 2019, gula mentah hasil panen tebu petani tidak hanya dapat diolah menjadi gula konsumsi (gula kristal putih/GKP) namun juga menjadi gula kristal rafinasi (GKR) untuk kebutuhan industri.
Dengan demikian, impor gula mentah (raw sugar) untuk diolah menjadi GKR perlahan-lahan juga dapat dikurangi. Sebagai informasi, Kementan mengasumsikan kebutuhan gula konsumsi nasional sebesar 3,2 juta ton di tahun ini. "Ya dengan peningkatan itu berarti sebagian kita gunakan untuk industri. Target produksi kita kan sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan semuanya," pungkasnya.
(gus) Next Article HPP Gula Petani Tetap Rp 9.100/Kg
Target ini terbilang cukup ambisius, naik 72,73% dari estimasi realisasi produksi tahun ini yang mencapai 2,2 juta ton.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Bambang mengatakan produksi gula untuk tahun ini dapat meningkat dari 2,1 juta ton di tahun lalu karena adanya peningkatan produksi di beberapa daerah serta investasi pemerintah melalui intensifikasi.
Adapun untuk tahun depan, pihaknya optimistis bisa memenuhi target tersebut karena adanya beberapa pengembangan Pabrik Gula (PG) baru di Blitar, Lamongan, Oki - Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Tenggara, dan NTT.
"Ini kita harapkan bisa memotivasi petani untuk menanam tebu, tambahan area yang sebelumnya untuk pengembangan komoditi lainnya. Selain itu, penambahan area inti di beberapa lokasi pabrik baru kita harapkan bisa mengangkat produksi. Terakhir, dukungan investasi yang masih kita harapkan, selisih antara kebutuhan dengan pagu anggaran kita harapkan ditutup oleh swasta," jelasnya usai raker dengan Komisi IV di Gedung DPR, Rabu (12/9/2018).
Bambang mengaku pihaknya belum mengidentifikasi total tambahan luas lahan tanam yang diperlukan untuk mendukung peningkatan target produksi tersebut.
"Yang pasti, dengan areal tambahan untuk PG-PG baru, walaupun dia belum mengolah, tapi tanaman tebu yang ada sudah bisa digiling ke pabrik lain," ujarnya.
Dia menargetkan luas kebun tebu secara nasional di tahun depan dapat mencapai 450 ribu hektar, atau hanya bertambah seluas 30 ribu hektar dari tahun ini yang seluas 420 ribu hektar.
"Tahun ini sekitar 420an [ribu hektar] ya, kita berharap tahun depan ada ekstensifikasi sehingga bisa bertambah menjadi 450an ribu hektar," jelasnya.
Bambang berharap, dengan peningkatan produksi menjadi 3,8 juta ton di 2019, gula mentah hasil panen tebu petani tidak hanya dapat diolah menjadi gula konsumsi (gula kristal putih/GKP) namun juga menjadi gula kristal rafinasi (GKR) untuk kebutuhan industri.
Dengan demikian, impor gula mentah (raw sugar) untuk diolah menjadi GKR perlahan-lahan juga dapat dikurangi. Sebagai informasi, Kementan mengasumsikan kebutuhan gula konsumsi nasional sebesar 3,2 juta ton di tahun ini. "Ya dengan peningkatan itu berarti sebagian kita gunakan untuk industri. Target produksi kita kan sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan semuanya," pungkasnya.
(gus) Next Article HPP Gula Petani Tetap Rp 9.100/Kg
Most Popular