Bakal Beralih ke Pertamina, Produksi Blok Rokan Malah Merosot

Gustidha Budiartie & Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
28 August 2018 11:35
Blok Rokan bakal dikelola Pertamina, tapi produksinya kini malah terus merosot
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia- Salah satu blok tersubur di RI, blok Rokan, bakal beralih dari tangan Chevron ke PT Pertamina (Persero) mulai 2021 mendatang. Pertamina sudah bayar mahal-mahal untuk bisa dapat blok ini, tapi data menunjukkan produksi blok ini justru merosot.

Untuk dapat blok Rokan, uang yang disiapkan perusahaan migas pelat merah ini sangat besar. Bonus tanda tangan misalnya, Pertamina siap berikan Rp 11 triliun ke pemerintah. Menjadi nilai bonus tanda tangan tertinggi yang pernah tercetak di sejarah migas RI.



Tak hanya bonus tanda tangan, komitmen pasti yang dijanjikan untuk kelola blok Rokan dari Pertamina juga mencapai Rp 7,2 triliun. Totalnya, Pertamina kurang lebih harus merogoh kocek sedalam Rp 18 triliun sampai Rp 19 triliun demi blok yang digadang-gadang punya produksi tersubur.

Dilalah, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII DPR kemarin data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mencatat penurunan produksi cukup signifikan di blok yang kini masih dikelola oleh Chevron Pasific Indonesia ini.

Dari asumsi bisa sumbang 220 ribu barel sehari, di akhir tahun blok ini malah diperkirakan tak sanggup produksi sampai 200 ribu barel sehari. Hanya 179 ribu barel per hari, maksimal. Amsyong untuk Pertamina.

Blok yang dioperasikan oleh Chevron ini sungguh tak menunjukkan performa optimalnya. Dibandingkan dengan produksi 2016 misalnya bisa sentuh 251 ribu barel sehari. Sementara saat ini, boro-boro bisa sama dengan rekor 2016, menyentuh target APBN yang mematok produksi blok ini bisa sampai 213 ribu barel sehari pun berat.

Alhasil, blok Rokan tak lagi jadi andalan untuk produksi minyak mulai tahun depan. Pemerintah beralih ke blok Cepu yang dioperasikan oleh Exxon yang kini bisa menyalip Chevron. Data SKK Migas menunjukkan tahun depan blok Cepu bisa sumbang 212 ribu barel dalam sehari, jauh di atas Rokan yang cuma bisa kontribusi 180 ribu barel.

Lalu bagaimana nanti blok ini saat resmi dikelola Pertamina?
Wakil Kepala SKK Migas Sukandar menjelaskan beralihnya blok Rokan ke Pertamina adalah mengenai seberapa besar benefitnya bagi negara. Untuk naikkan produksi, upaya EOR (Enhance Oil Recovery) sangat diperlukan.

"Ini kaitannya EOR, kami lihat Rokan butuh dana tidak kecil. Pertamina harus punya uang," kata Sukandar di Gedung DPR, kemarin.

Sukandar mengatakan akan bicara rinci dengan Pertamina dan harapannya perusahaan ini punya rencana yang matang dalam 5 tahun ke depan untuk mengelola blok ini. Sehingga, katanya, SKK bisa mengawal agar produksi blok ini tetap maksimal. "Secara skala penuh bisa produksi 100 ribu barel per hari, mungkin bisa lebih."
(gus) Next Article Geser Rokan, Ini Blok Minyak Raksasa RI di 2019

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular