Internasional

China Akan Terus Serang Balik Kebijakan Dagang AS

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
24 August 2018 16:21
Aksi balasan itu akan tetap diperhitungkan sebaik mungkin demi menghindari langkah yang akan merugikan bisnis dalam negeri maupun asing di China.
Foto: REUTERS/Jason Lee
Beijing, CNBC Indonesia - China akan terus menyerang balik Amerika Serikat (AS) menyusul semakin banyak tarif perdagangan yang dikenakan Negeri Paman Sam.

Akan tetapi, aksi balasan itu akan tetap diperhitungkan sebaik mungkin demi menghindari langkah yang akan merugikan bisnis dalam negeri maupun asing di China, kata Menteri Keuangan Liu Kun.

Untuk saat ini dampak dari perselisihan dagang China-AS pada ekonomi China minim, tetapi ia mengkhawatirkan potensi kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian, kata Liu (61) kepada Reuters hari Kamis (23/8/2018) dalam sebuah wawancara di Kementerian Keuangan. Wawancaranya itu merupakan yang pertama dengan media sejak menjabat di bulan Maret.

Dia mengatakan pemerintah China akan meningkatkan belanja negara untuk mendukung pekerja dan pengangguran yang dirugikan oleh konflik dagang. Liu juga memprediksi penerbitan obligasi oleh pemerintah daerah untuk mendukung investasi infrastruktur tahun ini akan meningkat dan melonjak melewati 1 triliun yuan (US$145,48 miliar atau Rp 2.131 triliun) pada akhir kuartal ini.

Konflik perdagangan semakin meningkat pada hari Kamis ketika AS dan China menerapkan bea impor baru atas barang-barang impor masing-masing negara. Sejak awal Juli, dua ekonomi terbesar di dunia itu telah saling menerapkan bea masuk pada barang-barang senilai US$100 miliar.

"China tidak ingin terlibat dalam perang dagang, tetapi kami akan dengan tegas menanggapi tindakan yang tidak masuk akal yang dilakukan oleh Amerika Serikat," kata Liu, melansir Reuters. "Jika Amerika Serikat tetap dengan langkah-langkah ini, kami akan melakukan tindakan untuk melindungi kepentingan kami."


Sejauh ini, Cina telah memberlakukan atau mengusulkan tarif impor terhadap produk-produk AS senilai US$110 miliar, yang mewakili sebagian besar impor produk Amerika. Minyak mentah dan pesawat berukuran besar adalah impor utama AS yang masih belum ditargetkan untuk dikenakan tarif.

Pembicaraan dagang antara pejabat tingkat menengah AS dan China berakhir pada hari Kamis, namun tanpa ada terobosan yang berarti.


Tindakan Balasan yang Diperhitungkan

Ketika ditanya apakah China akan mempertimbangkan kenaikan bea impor baru atas barang-barang AS yang sudah dikenakan bea masuk lebih tinggi, Liu mengatakan China akan merespons dengan tepat.

"Kami merespons dengan cara yang tepat. Tentu saja, nilai impor barang China tidak sama dengan nilai impor barang-barang AS. Kami akan mengambil langkah-langkah terkait tarif sesuai dengan situasi ini," katanya, tanpa menjelaskan lebih lanjut maksudnya.

Dia menambahkan bahwa China sadar akan ancaman yang menghantuinya, seperti yang banyak pengamat telah perkirakan.

"Ketika kami mengambil tindakan, kami berusaha sekuat tenaga untuk tidak merugikan kepentingan bisnis asing di China. Itulah mengapa tindakan tarif kami diperhitungkan untuk tidak memengaruhi mereka sebanyak yang kami bisa," kata Liu.

Beberapa bisnis Amerika dan lobi industri, termasuk Kamar Dagang AS, telah mengritik tindakan Presiden AS Donald Trump yang menjatuhkan tarif hukuman atas barang-barang China. Mereka mengatakan pembalasan China yang dipicunya akan merugikan bisnis AS yang sudah tertekan karena menghadapi persaingan dari pesaing lokal di China.

Bisnis makanan cepat saji, minuman, dan gerai kopi AS termasuk Starbucks dan Yum China, merek milik KFC, tersebar di kota-kota China. Susu formula untuk bayi, pakaian, mobil, dan ponsel buatan AS juga populer di sana.
(prm) Next Article Meski Antiklimaks, China Sebut Diskusi dengan AS 'Membangun'

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular