Internasional

Pemecatan Trump Akan Picu Revolusi, Kehancuran Ekonomi

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
24 August 2018 12:41
Trump terlibat sebagai salah satu otak di balik dua pelanggaran kampanye yang dinyatakan sebagai kejahatan besar federal.
Foto: REUTERS/Kevin Lamarque
Washington, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dan sekutunya berupaya menghadang meningkatnya pembahasan mengenai pencopotannya dari jabatan presiden (impeachment) hari Kamis (23/8/2018).

Mereka memperingatkan bahwa langkah itu akan menjatuhkan perekonomian terbesar dunia tersebut dan memicu terjadinya revolusi publik.

Setelah Trump terlibat sebagai salah satu otak di balik dua pelanggaran kampanye yang dinyatakan sebagai kejahatan besar federal, sang presiden dan penasihatnya melontarkan berbagai peringatan tentang konsekuensi impeachment Trump.

"Saya harus katakan pada Anda, jika saya dicopot, saya kira pasar akan jatuh, saya kira semua orang akan jadi sangat miskin," kata Trump dalam sebuah wawancara yang ditayangkan hari Kamis.

"Saya tidak tahu bagaimana Anda bisa meng-impeach seseorang dengan kinerja yang luar biasa," tambahnya.

Pengacara pribadi sang presiden yang juga juru bicaranya, Rudy Giuliani, mengungkapkan peringatan serupa dan mengisyaratkan adanya kekacauan politik.

"Anda hanya bisa meng-impeach seseorang dengan alasan politis dan warga Amerika akan berevolusi melawannya," ujarnya kepada Sky News sambil bermain golf di Skotlandia.


Menurut konstitusi AS, seorang presiden dapat dicopot dari jabatannya oleh Kongres dengan alasan "pengkhianatan, suap, atau kejahatan berat lainnya dan tindak pidana ringan".

Berbagai pernyataan itu muncul setelah dua pembantu Trump, ketua kampanye Paul Manafort dan pengacara pribadinya Michael Cohen, dinyatakan bersalah dalam berbagai kejahatan keuangan dalam satu hari.

Cohen mengaku bersalah dalam tindakan pelanggaran keuangan kampanye dalam bentuk membayar sejumlah uang pada masa kampanye pilpres 2016 untuk membungkam dua perempuan yang diduga memiliki hubungan intim dengan Trump. Ia mengaku tindakan itu dilakukan atas perintah salah satu kandidat.

Meskipun Cohen tidak menyebut nama kedua perempuan itu, publik meyakini mereka adalah bintang porno Stormy Daniels dan model majalah Playboy Karen McDougal.

Karena pembayaran itu ditujukan untuk memengaruhi pilpres, tindakan itu dinyatakan melanggar undang-undang AS tentang kontribusi kampanye dan menjadikan Trump salah satu konspirator meskipun ia belum dituntut pengadilan.

Uang Tutup Mulut Bukan Tindak Pidana?

Cerita Trump mengenai pembayaran yang dilakukan Cohen telah berubah beberapa kali dalam setahun terakhir. Dalam wawancara yang ditayangkan hari Kamis, ia mencoba beberapa kali untuk meredakan tuduhan itu.

Trump mengklaim mantan pengacaranya "yang membuat kesepakatan itu" dan berkukuh tindakan Cohen bukanlah tindak pidana. Ia juga mengatakan "pelanggaran kampanye bukanlah hal yang besar."

Mantan taipan properti itu kemudian mengatakan uang tutup mulut itu diambil dari uangnya sendiri yang dapat diakses oleh Cohen. Dan meskipun ia tidak mengetahui pembayaran itu, ia sekarang telah sepenuhnya transparan atas keuangannya.

Ketika membuat pengakuan bersalahnya, Cohen di bawah sumpah mengatakan pembayaran itu dilakukan "dengan koordinasi dan arahan seorang kandidat untuk kantor federal" - sebuah referensi yang dengan jelas merujuk pada Trump.

Cohen juga mengaku bersalah atas enam tuduhan penipuan.
(wed) Next Article Ancaman Impeachment Mengemuka tapi Trump Tidak Takut!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular