
Rupanya Ini yang Selamatkan Trump dari Pemakzulan Jilid II

Jakarta, CNBC Indonesia - Senat Amerika Serikat (AS) membebaskan Mantan Presiden Donald Trump dalam persidangan pemakzulan kedua, di hari Sabtu (13/2/2021) waktu setempat. Ini menjadi sidang pemakzulan selama setahun penuh, dimana Trump menjadi satu-satunya Presiden AS yang pernah dua kali dimakzulkan.
Melansir Resuter, dalam sidang pemakzulan kali ini Trump kembali diselamatkan oleh rekan Senator dari Partai Republik atas tuduhan menghasut kericuhan pada 6 Januari lalu di Capitol Hill, Amerika Serikat, dikutip CNBC Indonesia, Minggu (14/2/2021).
Trump mengakhiri jabatannya pada 20 Januari silam, sehingga pemakzulan tidak dapat dilakukan untuk menggulingkannya dari kekuasaan.
Namun, Demokrat berharap agar Trump mendapatkan hukuman penahanan untuk bertanggung jawab atas pengepungan dan kericuhan yang menewaskan lima orang termasuk seorang petugas kepolisian yang tewas.
Pemakzulan juga dilakukan agar Trump dilarang kembali untuk masuk ke panggung publik AS kedepannya. Sebab jika masih diberi kesempatan untuk kembali menjabat, Trump tidak akan ragu untuk kembali mendorong kericuhan di panggung politik AS.
Sementara itu, pengacara Trump berargumen bahwa pernyataannya dalam rapat umum dilindungi oleh hak konstitusional untuk kebebasan berbicara dan dirinya menyatakan tidak diberikan proses yang semestinya dilakukan dalam persidangan.
Pada pemakzulan kedua selama lima hari di Senat AS, pemungutan suara pada Sabtu (13/2/2021), tujuh dari 50 Senat Partai Republik setuju untuk memakzulkan Trump. Sedangkan 43 Senat dari Partai Republik memilih untuk membebaskan Trump.
Sebelumnya, Partai Republik menyelamatkan Trump pada pemakzulan pertama di 5 Februari 2020 silam. Hanya satu Senator dari Partai Republik yang setuju atas pemakzulan tersebut yakni Mitt Romney.
Drama yang terjadi di panggung Senat AS dilalui dengan latar belakang perpecahan yang terjadi di negara adidaya tersebut. Aksi ini terjadi di tengah pandemi Covid-19, isu politik, ras, sosial ekonomi dan isu regional yang melanda AS.
Aksi ini menimbulkan banyak partisan, bahkan ketika Presiden Joe Biden yang menjabat pada 20 Januari 2021 menyerukan persatuan dan pemulihan AS usai empat tahun dipimpin oleh Donald Trump dan melalui peraturan pemilihan umum yang sengit.
Sekitar 71 persen masyarakat dewasa di AS termasuk hampir setengah dari simpatisan Republikan percaya bahwa Trump bertanggung jawab atas kericuhan di Capitol Hill. Namun hanya setengahnya yang berpikir bahwa Trump harus dihakum atas tuduhan menghasut kericuhan.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sidang 'Impeachment' Trump Digelar 8 Februari
