Perundingan Dagang AS-China Berakhir Antiklimaks

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
24 August 2018 07:02
Pembicaraan itu juga membahas isu struktural di China, termasuk kebijakan transfer hak kekayaan intelektual dan teknologinya.
Foto: REUTERS/Jason Lee/File Photo
Washington, CNBC Indonesia - Para pejabat Amerika Serikat (AS) dan China mengakhiri perundingan perdagangan selama dua hari pada Kamis (23/8/2018) tanpa terobosan apapun di saat perang dagang antara keduanya memanas.

Pengenaan tarif impor AS terhadap berbagai produk China senilai US$16 miliar (Rp 234 triliun) berlaku secara resmi hari Kamis. China langsung membalas dengan bea impor baru untuk produk Negeri Paman Sam dengan nilai US$16 miliar.

"Kami telah menyelesaikan dua hari diskusi dengan rekan dari China dan saling bertukar pandangan mengenai cara mencapai keadilan, keseimbangan, dan timbal balik dalam hubungan ekonomi," kata juru bicara Gedung Putih Lindsay Walters dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.

Pembicaraan itu juga membahas isu struktural di China, termasuk kebijakan transfer hak kekayaan intelektual dan teknologinya, kata Walters.

Pejabat tingkat menengah yang mengikuti pembicaraan tersebut akan memberikan penjelasan kepada kepala lembaganya masing-masing mengenai diskusi tersebut, tambahnya.


Penerapan atas tarif impor terbaru hari Kamis tidak menghentikan perundingan yang dipimpin Wakil Menteri Keuangan AS David Malpass dan Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen. Ini adalah kali pertama perwakilan kedua negara bertatap muka sejak awal Juni demi mencari jalan keluar dari konflik dagang yang memanas dan bea impor yang meninggi.

Sebelumnya, seorang pejabat senior pemerintahan Trump menepis kemungkinan pembicaraan itu akan berlangsung sukses. Ia mengatakan China belum memenuhi keluhan AS terkait penyalahgunaan hak intelektual AS dan subsidi industri.

"Untuk dapat mencapai hasil yang positif dari pembicaraan ini, sangat penting bahwa mereka (China) menanggapi perhatian mendasar yang telah kami sampaikan," kata pejabat itu dalam telekonferensi dengan media. "Kami belum melihatnya, namun kami akan terus mendorong mereka menyelesaikan masalah yang telah kami sampaikan."

Seorang juru bicara di kedutaan besar China di Washington tidak dapat dimintai komentar.

Kementerian Perdagangan China di Beijing mengatakan akan mengajukan keluhan kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas tarif impor baru AS. Sekarang kedua negara telah saling mengenakan bea masuk terhadap produk senilai masing-masing US$50 miliar dan menambah kecemasan akan terhambatnya pertumbuhan global.

Para ekonom telah mengatakan bahwa setiap US$100 miliar impor yang terkena bea impor baru akan menurunkan perdagangan global sekitar 0,5%.
(prm) Next Article Koper sampai Lampu, Ini 9 Produk China Korban Perang Dagang

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular