
Internasional
Tumbuh Terkuat Dalam Satu Dekade, Saham Walmart Naik 9%
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
17 August 2018 13:07

Jakarta, CNBC Indonesia- Pada hari Kamis (16/8/2018), Walmart memaparkan laporan keuangan dan penjualan kuartalan yang melampaui prediksi para analis.
Pertumbuhan didasari oleh lebih banyak pembeli yang memadati toko dan berbelanja lebih banyak dalam setiap kunjungannya, serta penjualan e-commerce yang naik lebih tinggi dari kuartal sebelumnya.
Peritel itu menyebut mengalami pertumbuhan terkuat selama lebih dari satu dekade di toko-toko yang dibuka setidaknya dalam satu tahun belakangan. Pertumbuhan itu disebabkan oleh kuatnya penjualan di bagian bahan makanan sehari-hari dan pakaian, di mana Walmart menggelontorkan lebih banyak uang untuk berkompetisi dengan Amazon dan Kroger.
Kabar tersebut membuat harga saham Walmart naik 9,3% pada penutupan perdagangan, kenaikan tertinggi sejak 16 November 2017 ketika harga sahamnya melesat 10,9%.
Berikut adalah laporan keuangan perusahaan jika dibandingkan dengan prediksi analis berdasarkan survei dari Thomson Reuters, dilansir dari CNBC International:
- Laba per saham yang disesuaikan: US$1,29 (Rp 18.811), lebih tinggi dibandingkan prediksi analis sebesar $1,22
- Pendapatan: US$128,03 miliar, lebih dari prediksi analis yaitu US$125,97 miliar
- Penjualan di toko (same-store sales) di Amerika Serikat (AS): naik 4,5%, jauh lebih tinggi dibanding proyeksi analis sebesar 2,4%
Walmart mengatakan penjualan daring (online) di AS naik 40% selama kuartal kedua. Ini merupakan pertanda bawa perubahan seperti desain situs dan pilihan pengiriman belanjaan yang baru membuahkan hasil. Perusahaan juga masih mengantisipasi kenaikan 40% selama setahun penuh.
Padahal di kuartal sebelumnya, pertumbuhan penjualan digital Walmart agak melemah dari lonjakan 50% di kuartal ketiga tahun lalu.
Dalam telekonferensi dengan awak media hari Kamis pagi, Marc Lore selaku Kepala Bisnis E-commerce Walmart di AS mengatakan berbagai brand kini lebih tertarik berjualan di Walmart.com. Sekarang situs itu lebih mudah digunakan oleh para pembeli dan sudah disesuaikan.
Bekerjasama dengan brand-brand baru membutuhkan waktu, kata Lore, tetapi perusahaan sudah melihat laju peningkatan di beberapa bagian tertentu dari Walmart.com.
Walmart fokus mengembangkan platform online untuk berkompetisi dengan saingan terbesarnya, Amazon. Belakangan perusahaan itu mendesain ulang situsnya, membeli pemain e-commerce terbesar di India yaitu Flipkart dan melakukan kerja sama dengan Lord & Taylor yang menghadirkan barang-barang baru ke Walmart.com. Peritel itu juga lebih banyak berinvestasi untuk menambah pilihan-pilihan pengiriman bagi para pelanggan.
Namun, semua aktivitas ini berarti marjin laba Walmart berkurang karena pengeluaran meningkat, dan itu menyebabkan harga sahamnya turun selama beberapa kuartal belakangan.
Perusahaan juga diuntungkan selama kuartal kedua karena cuaca di bulan April yang dingin berubah menghangat di bulan Mei. Hal itu mengubah penjualan barang-barang seperti penyejuk udara (air conditioner/AC), pakaian renang dan peralatan berkebun tahun ini.
Membangun momentum dan mengantisipasi pertumbuhan penjualan ritel di AS, Walmart menaikkan proyeksi penjualan dan laba selama setahun penuh. Namun, proyeksi itu tidak memasukkan dampak akuisisi Flipkart yang masih dalam proses penyelesaian.
"Kami puas dengan bagaimana konsumen merespon cara kami memanfaatkan toko-toko dan e-commerce untuk membuat belanja lebih cepat dan nyaman," kata CEO Doug McMillon dalam sebuah pernyataan.
"Konsumen berkata kepada kami bahwa mereka merasa lebih baik dengan sehatnya perekonomian AS saat ini, serta keuangan pribadi mereka. Mereka lebih percaya diri dengan peluang pekerjaannya."
(gus/gus) Next Article Walmart Cari Pemasok Kosmetik dari Luar China
Pertumbuhan didasari oleh lebih banyak pembeli yang memadati toko dan berbelanja lebih banyak dalam setiap kunjungannya, serta penjualan e-commerce yang naik lebih tinggi dari kuartal sebelumnya.
Kabar tersebut membuat harga saham Walmart naik 9,3% pada penutupan perdagangan, kenaikan tertinggi sejak 16 November 2017 ketika harga sahamnya melesat 10,9%.
Berikut adalah laporan keuangan perusahaan jika dibandingkan dengan prediksi analis berdasarkan survei dari Thomson Reuters, dilansir dari CNBC International:
- Laba per saham yang disesuaikan: US$1,29 (Rp 18.811), lebih tinggi dibandingkan prediksi analis sebesar $1,22
- Pendapatan: US$128,03 miliar, lebih dari prediksi analis yaitu US$125,97 miliar
- Penjualan di toko (same-store sales) di Amerika Serikat (AS): naik 4,5%, jauh lebih tinggi dibanding proyeksi analis sebesar 2,4%
Walmart mengatakan penjualan daring (online) di AS naik 40% selama kuartal kedua. Ini merupakan pertanda bawa perubahan seperti desain situs dan pilihan pengiriman belanjaan yang baru membuahkan hasil. Perusahaan juga masih mengantisipasi kenaikan 40% selama setahun penuh.
Padahal di kuartal sebelumnya, pertumbuhan penjualan digital Walmart agak melemah dari lonjakan 50% di kuartal ketiga tahun lalu.
Dalam telekonferensi dengan awak media hari Kamis pagi, Marc Lore selaku Kepala Bisnis E-commerce Walmart di AS mengatakan berbagai brand kini lebih tertarik berjualan di Walmart.com. Sekarang situs itu lebih mudah digunakan oleh para pembeli dan sudah disesuaikan.
Bekerjasama dengan brand-brand baru membutuhkan waktu, kata Lore, tetapi perusahaan sudah melihat laju peningkatan di beberapa bagian tertentu dari Walmart.com.
Walmart fokus mengembangkan platform online untuk berkompetisi dengan saingan terbesarnya, Amazon. Belakangan perusahaan itu mendesain ulang situsnya, membeli pemain e-commerce terbesar di India yaitu Flipkart dan melakukan kerja sama dengan Lord & Taylor yang menghadirkan barang-barang baru ke Walmart.com. Peritel itu juga lebih banyak berinvestasi untuk menambah pilihan-pilihan pengiriman bagi para pelanggan.
Namun, semua aktivitas ini berarti marjin laba Walmart berkurang karena pengeluaran meningkat, dan itu menyebabkan harga sahamnya turun selama beberapa kuartal belakangan.
Perusahaan juga diuntungkan selama kuartal kedua karena cuaca di bulan April yang dingin berubah menghangat di bulan Mei. Hal itu mengubah penjualan barang-barang seperti penyejuk udara (air conditioner/AC), pakaian renang dan peralatan berkebun tahun ini.
Membangun momentum dan mengantisipasi pertumbuhan penjualan ritel di AS, Walmart menaikkan proyeksi penjualan dan laba selama setahun penuh. Namun, proyeksi itu tidak memasukkan dampak akuisisi Flipkart yang masih dalam proses penyelesaian.
"Kami puas dengan bagaimana konsumen merespon cara kami memanfaatkan toko-toko dan e-commerce untuk membuat belanja lebih cepat dan nyaman," kata CEO Doug McMillon dalam sebuah pernyataan.
"Konsumen berkata kepada kami bahwa mereka merasa lebih baik dengan sehatnya perekonomian AS saat ini, serta keuangan pribadi mereka. Mereka lebih percaya diri dengan peluang pekerjaannya."
(gus/gus) Next Article Walmart Cari Pemasok Kosmetik dari Luar China
Most Popular