Jokowi: 40 Tahun Minoritas di Freeport, Semua Diam

Arys Aditya, CNBC Indonesia
08 August 2018 11:44
Presiden Jokowi buka suara soal divestasi Freeport, menjawab kritik yang ribut soal rencana akuisisi 51% saham
Foto: CNBC Indonesia/Arys Aditya
Jakarta, CNBC Indonesia- Lagi-lagi, Presiden Joko Widodo menjawab kritik yang ditujukan kepadanya. Kali ini kritik soal rencana akuisisi 51% saham PT Freeport Indonesia.

Di hadapan ratusan anggota dan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jokowi pun mencoba menjawab kritik tersebut. Ia menjelaskan bahwa ketika pemerintahannya berhasil negosiasi banyak yang ribut, sementara 40 tahun terakhir RI cuma punya saham 9,3% tidak ada yang bersuara.



"Wah, Freeport ini memang sulit banget. 40 tahun kita hanya diberi 9,3% dan kita semuanya diam saja. Enggak ada yang bersuara. Diam, 9,3%. Saya negosiasi, menteri-menteri 3,5 tahun alot sekali. Jangan dipikir negosiasi itu mudah," kata Jokowi di acara Peresmian Pembukaan Pendidikan Kader Ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Angkatan XII Tahun 2018, Rabu (8/8/2018).

Tapi, begitu pemerintah berhasil sepakat dan menandatangani Head of Agreement (HoA) pada 12 Juli kemarin, publik langsung ribut. Semua pakar yang selama 40 tahun diam, bersuara. Sudah tanda tangan yang namanya HoA, kesepakatan. Kok malah suaranya kok, jelek semua.

"Saya enggak mengerti bagaimana kita ini semuanya. Selama 40 tahun 9 persen pada diam. Begitu ada kesepakatan HoA, 51 persen tidak didukung penuh! Mestinya seluruh rakyat mendukung penuh agar itu betul-betul nanti bisa dikelola oleh bangsa ini," cetusnya.

Ia pun juga mencoba meluruskan wacana antek asing yang sering dilontarkan ke dirinya di tahun politik. Selain soal Freeport, Jokowi menunjukkan bukti betapa pemerintahannya justru punya nyali melawan asing.

"Mumpung banyak ulama dan kader-kader ulama. Antek asing, bagaimana antek asing? Yang namanya blok Mahakam yang dulu dimiliki oleh Perancis dan Jepang, 100% sekarang kita berikan pada Pertamina," kata Jokowi.

Jokowi pun membeberkan bukti lainnya, yakni berhasilnya Pertamina merebut blok Rokan dari Chevron. Blok Rokan adalah blok tersubur di RI, yang hampir satu abad lamanya dikuasai oleh perusahaan migas asal Amerika Serikat itu.
(gus/wed) Next Article Sabar, RI Baru Balik Modal Akuisisi Freeport di 2025

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular