Dapat Rokan,Pertamina Pangkas Impor Minyak 100.000 barel/hari

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
02 August 2018 19:27
 PT Pertamina (Persero) memperkirakan produksi dari blok Rokan akan mengurangi kebutuhan impor minyak mentah sekitar seperempat dari volume saat ini.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC IndonesiaPerusahaan minyak milik negara, PT Pertamina (Persero), memperkirakan produksi dari blok Rokan akan mengurangi kebutuhan impor minyak mentah sekitar seperempat dari volume saat ini.

"Saat ini, kita mengimpor (minyak mentah) sekitar 400.000 barel/hari. Pemangkasan sebesar 100.00 barel/hari cukup signifikan," ucap Daniel Syahputra Purba, Senior Vice President Strategi dan Pengembangan Pertamina, seperti dikutip dari Reuters.



Seperti diketahui, pemerintah Indonesia memutuskan Pertamina duduk sebagai operator di blok Rokan. Pertamina akan kelola blok ini setelah 2021, hingga 20 tahun mendatang.

"Pemerintah lewat Menteri ESDM menetapkan pengelolaan blok Rokan mulai tahun 2021 selama 20 tahun ke depan akan diberikan kepada Pertamina" ujar Arcandra di Kementerian ESDM, Selasa (31/7/2018).

Selain mengurangi beban impor Indonesia, Presiden RI Joko Widodo, melalui halaman resmi Facebook, mengatakan bahwa transisi ini akan meningkatkan kontribusi Pertamina terhadap produksi migas nasional sebesar 60% pada 2021, dari saat ini sebesar 36%.

"Blok ini, mencakup 220 kilometer (persegi), dan 96 lapangan. Tiga dari sejumlah lapangan tersebut memiliki potensi produksi yang sangat baik, namanya Duri, Minas, dan Bekasap," ujar Joko Widodo pada hari Kamis (02/08/2018).

Meski demikian, pada awal pekan ini, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan bahwa produksi Rokan terus menurun dari 2007 hingga 2015.

"Seberapa besar produksi (Rokan) pada 2021 akan tergantung pada seberapa banyak produksinya sebelum diserahterimakan," ujar Syamsu Alam. Dia juga berharap bahwa Pertamina dapat mengendalikan penurunan produksi Blok Rokan, atau bahkan meningkatkannya.



Di sisi lain, perubahan operator di Blok Rokan juga dikhawatirkan akan menurunkan ekspor minyak mentah Indonesia, seiring kini produksi dari Blok Rokan akan lebih banyak digunakan untuk kilang domestik.

Sushant Gupta, Direktur Riset dari Wood Mackenzie, menyatakan bahwa ekspor minyak mentah dari lapangan Duri dan Minas masing-masing sebesar 60.000 dan 80.000 barel/hari, secara rata-rata. Sebagian besar digunakan untuk pembangkit listrik di Jepang dan pengilangan skala kecil di China.

"Pengganti untuk ekspor Indonesia yang hilang dapat datang dari meningkatnya ekspor Amerika Serikat (AS) ke Asia, (dan) peningkatan produksi dari Rusia dan negara-negara OPEC dalam beberapa tahun ke depan juga akan mengisi kekosongan yang diciptakan penurunan ekspor Indonesia," kata Gupta, seperti dikutip dari Reuters.

Presiden Joko Widodo, yang sempat mengkritik Pertamina tidak cukup banyak mengeluarkan uang untuk eksplorasi, saat ini tengah mereview sejumlah kandidat untuk menjadi Direktur Utama baru di Pertamina.

"Kami mengusulkan setidaknya tiga nama kandidat untuk presiden," ujar Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, pada hari Selasa (31/07/2018).Sampurno menambahkan bahwa penunjukan direktur utama yang baru akan sangat penting, karena sudah banyak keputusan jangka panjang penting yang harus diambil. 



(RHG/gus) Next Article Ini Tantangan Pertamina untuk Kelola Blok Rokan

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular