Internasional

Perang Dagang Memanas, China Siap Membalas AS

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
02 August 2018 18:15
China mau berdialog dengan AS untuk selesaika perselisihan tetapi menuntut diterapkannya resiprokal dan berpegang teguh pada janji.
Foto: Reuters
Beijing, CNBC Indonesia - China sepenuhnya siap menghadapi ancaman dari Amerika Serikat (AS) di tengah memanasnya perang dagang antara kedua negara itu. China juga harus melawan balik untuk membela martabat dan kepentingan masyarakatnya, kata Kementerian Perdagangan China pada hari Kamis (2/8/2018).

China menjunjung tinggi penggunaan dialog untuk menyelesaikan perselisihan, tetapi perlakuan yang setara dan berpegang pada janji adalah prasyarat untuk dialog, katanya dalam sebuah pernyataan resmi yang dikutip Reuters.

Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer mengatakan Presiden AS Donald Trump mengarahkan tarif senilai 15% yang lebih tinggi dari usulan sebelumnya yakni 10% karena China menolak memenuhi permintaan AS dan telah memberlakukan tarif balasan.

Sebelumnya diberitakan Trump telah meminta pejabat tinggi perdagangannya untuk mempertimbangkan menaikkan tarif terhadap produk China senilai US$200 miliar (Rp 2.889 triliun) menjadi 25% dari 10% yang sebenarnya saat ini sedang dikaji pemerintah.

Arahan Trump kepada Lighthizer itu terjadi saat Gedung Putih mencoba menggunakan bea masuk, di antara instrumen lainnya, untuk menekan China agar menghentikan praktik dagang tidak adilnya dan mencapai kesepakatan dagang baru. Sang presiden berupaya menyeimbangkan keinginan untuk memaksa Beijing hadir di meja perundingan dengan usaha untuk menghindari perang dagang besar-besaran.



Tidak ada langkah khusus China yang membuat presiden mengajukan rekomendasi itu, kata seorang pejabat senior, yang menolak disebutkan namanya, dalam sebuah telekonferensi dengan wartawan. 

Berbagai kabar yang beredar sebelum pengumuman itu mengindikasikan bahwa AS mengambil langkah itu sebagian karena nilai mata uang China telah anjlok dan membuat ekspornya lebih kompetitif, CNBC International melaporkan.

Pemerintah AS akan memperpanjang masa komentar publik terhadap usulan tarif itu hingga 5 September dari sebelumnya 30 Agustus untuk mendapatkan masukan mengenai tarif seperti apa yang seharusnya diterapkan Gedung Putih.


(roy/roy) Next Article Sehatkan Asuransi Ini, Pemerintah China Suntik Dana Rp 131 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular