Kaji Bea Impor Baru, Trump Panaskan Lagi Isu Perang Dagang

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
02 August 2018 06:54
Mempertimbangkan kenaikan tarif adalah upaya pemerintah AS untuk mendorong China membuka pasarnya, menaikkan persaingan, dan mencabut tarif balasannya.
Foto: REUTERS/Carlos Barria
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah meminta pejabat tinggi perdagangannya untuk mempertimbangkan menaikkan tarif terhadap produk China senilai US$200 miliar (Rp 2.889 triliun) menjadi 25% dari 10% yang sebenarnya saat ini sedang dikaji pemerintah, menurut pengumuman Kantor Perwakilan Perdagangan AS hari Rabu (1/8/2018).

Arahan Trump kepada Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer itu terjadi saat Gedung Putih mencoba menggunakan bea masuk, di antara instrumen lainnya, untuk menekan China agar menghentikan praktik dagang tidak adilnya dan mencapai kesepakatan dagang baru. Sang presiden berupaya menyeimbangkan keinginan untuk memaksa Beijing hadir di meja perundingan dengan usaha untuk menghindari perang dagang besar-besaran.

Tidak ada langkah khusus China yang membuat presiden mengajukan rekomendasi itu, kata seorang pejabat senior, yang menolak disebutkan namanya, dalam sebuah telekonferensi dengan wartawan.

Berbagai kabar yang beredar sebelum pengumuman itu mengindikasikan bahwa AS mengambil langkah itu sebagian karena nilai mata uang China telah anjlok dan membuat ekspornya lebih kompetitif, CNBC International melaporkan.


Meminta Lighthizer mempertimbangkan kenaikan tarif adalah upaya pemerintah untuk mendorong China membuka pasarnya, menaikkan persaingan, dan mencabut tarif balasannya ke AS, kata pejabat itu.

"Pekan ini, Presiden telah memberi arahan agar saya mempertimbangkan menaikkan usulan tarif tambahan dari 10% menjadi 25%. Bea masuk 25% akan dikenakan terhadap daftar barang-barang yang diusulkan yang telah diumumkan pada 10 Juli lalu," kata Lighthizer dalam sebuah pernyataan.

"Pemerintahan Trump terus mendorong China untuk menghentikan praktik tidak adilnya, membuka pasar, dan terlibat dalam kompetisi pasar yang sebenarnya. Kami telah sangat jelas mengenai perubahan spesifik apa yang China harus lakukan. Sangat disesalkan bahwa alih-alih mengubah sikap berbahayanya, China justru telah secara ilegal membalas pekerja, petani, peternak, dan bisnis AS," tambahnya.

Pemerintah AS akan memperpanjang masa komentar publik terhadap usulan tarif itu hingga 5 September dari sebelumnya 30 Agustus untuk mendapatkan masukan mengenai tarif seperti apa yang seharusnya diterapkan Gedung Putih.
(prm) Next Article Tok! China Menang Perang Dagang Lawan Trump di WTO

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular