
Isu Perang Dagang Kembali Buat Wall Street Gugup
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
02 August 2018 06:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham Wall Street tergelincir pada penutupan perdagangan hari Rabu (1/8/2018) akibat kembali merebaknya isu perang dagang meniadakan penguatan yang dibuat sektor teknologi. Investor juga mencerna keputusan rapat terbaru bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve.
Dow Jones Industrial Average turun 0,32% ke posisi 25.333,82 di mana eksportir besar, seperti Caterpillar dan 3M, melemah. S&P 500 ditutup lebih rendah 0,1% di 2.813,36 karena sektor industri anjlok lebih dari 1%.
Hanya Nasdaq Composite yang masih bisa menguat 0,4% menjadi 7.707,29 akibat melompatnya harga saham Apple.
Reuters melaporkan dengan mengutip seorang sumber bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump tengah mengkaji kemungkinan pengenaan tarif 25% terhadap impor dari China senilai US$200 miliar (Rp 2.889 triliun) setelah sebelumnya mempersiapkan bea masuk hanya 10%.
Padahal, beberapa jam sebelumnya Bloomberg News melaporkan bahwa perwakilan kedua negara sedang berupaya memulai lagi pembicaraan untuk menghindari perang dagang dan sempat menjadi sentimen positif bagi pasar saham global.
Di lain pihak, The Fed merampungkan pertemuan dua harinya hari Rabu dengan mempertahankan suku bunga acuannya, sebagaimana yang telah diprediksikan pasar sebelumnya. Namun, bank sentral menaikkan pandangannya terhadap perekonomian dengan menyebutnya berada dalam kondisi yang "kuat", CNBC International melaporkan.
Imbal hasil obligasi negara AS menguat menyusul beredarnya kabar tersebut di mana yield untuk surat utang bertenor 10 tahun menembus 3% untuk kali pertama sejak Juni.
Sementara itu, saham Apple melompat lebih dari 5% setelah melaporkan perolehan laba dan pendapatan yang melampaui perkiraan analis.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Dow Jones Industrial Average turun 0,32% ke posisi 25.333,82 di mana eksportir besar, seperti Caterpillar dan 3M, melemah. S&P 500 ditutup lebih rendah 0,1% di 2.813,36 karena sektor industri anjlok lebih dari 1%.
Hanya Nasdaq Composite yang masih bisa menguat 0,4% menjadi 7.707,29 akibat melompatnya harga saham Apple.
Padahal, beberapa jam sebelumnya Bloomberg News melaporkan bahwa perwakilan kedua negara sedang berupaya memulai lagi pembicaraan untuk menghindari perang dagang dan sempat menjadi sentimen positif bagi pasar saham global.
Di lain pihak, The Fed merampungkan pertemuan dua harinya hari Rabu dengan mempertahankan suku bunga acuannya, sebagaimana yang telah diprediksikan pasar sebelumnya. Namun, bank sentral menaikkan pandangannya terhadap perekonomian dengan menyebutnya berada dalam kondisi yang "kuat", CNBC International melaporkan.
Imbal hasil obligasi negara AS menguat menyusul beredarnya kabar tersebut di mana yield untuk surat utang bertenor 10 tahun menembus 3% untuk kali pertama sejak Juni.
Sementara itu, saham Apple melompat lebih dari 5% setelah melaporkan perolehan laba dan pendapatan yang melampaui perkiraan analis.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular